ASA YANG TAK KESAMPAIAN


 
Saat itu pertama kali aku melihatnya, dan saat itu hatiku tidak ku kurung bagai burung di dalam sangkar, tapi kubiarkan dia untuk memberikan penilaian terhadap objek yang diindra melalui kasat mata. Tenyata hatiku tertarik, lantas ku ungkapkan isi hatiku kepadanya, setelah melalui proses panjang dan akhirnya ia menerimaku.

Di saat aku sudah merasa mapan dari segi lahir dan batin, saat itu bulan puasa, aku sampaikan maksudku kepadanya bahwa aku akan datang  ke orang tuanya untuk melamarnya, ia pun menjawab iya tanpa ragu. Menjelang hari raya idul fitri, seperti biasa kami libur panjang dan aku pulang ke kampung untuk merayakan lebaran bersama keluarga sekaligus untuk datang ke rumah orang tuanya.
Satu hari setelah lebaran,  aku datangi kedua orang tuanya dengan maksud untuk meminang anaknya yang telah merenggut isi hatiku (cieee…). Singkat cerita, setelah menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya, akhirnya alhamdulillah berjalan sesuai harapan, kedua orang tuanya akan menerima aku sebagai bagian dari keluarga mereka dan bersedia menjadikan aku sebagai suami dari anaknya. Mereka juga mengatakan bahwa tidak akan memberatkan dari pihak manapun, “kita akan laksanakan sesuai dengan kemampuan, kalau masalah uang, sudah terbiasa kita menambah, ucap orang tuanya yang laki-laki. Setelah itu aku mempertanyakan masalah waktu pelaksanaan akad nikah, mereka menjawab; “kami sekeluarga memang sudah berittikad bahwa tidak akan melihat kebaikan sebelum anak kami selesai kuliah”. Maksudnya akad nikah baru akan di lansungkan setelah anaknya selesai kuliah. Ya, kira-kira menunggu lebih kurang lima bulan lagi, ya mungkin itu lebih baik, itu artinya aku masih diberikan waktu untuk mengumpulkan uang dan mempersiapkan yang lainnya.
Setelah kira-kira tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, maka aku pun pulang ke rumah dan menyampaikan hal itu kepada keluarga, kerabat dan teman-teman dekat. Mulai saat itu pula aku mempersiapkan segala sesuatunya menjelang akad nikah dilangsungkan.
Aku mengerti kalau jarak menunggu yang terlalu lama memang sangat rentan dengan godaan setan. Tapi insya Allah tidak akan menjadi masalah, selama dalam waktu itu kami bisa menjaga diri. Tidak ada komunikasi, kecuali jika ada sesuatu yang teramat penting dan syar’i. Biarkan dia fokus untuk menyelesaikan studinya, sambil aku mempersiapkan segala sesuatunya.
 Maka saksikanlah, di sini tempatnya ketika kami membuat perjanjian dan kesepakatan.

**------------------------**

Seperti biasa, waktu berjalan sesuai koridornya. Beberapa waktu setelah aku melamarnya membuat kehidupan kuliahnya kembali normal seperti biasanya. Akupun fokus dengan pekerjaanku. Tak ada yang istimewa.  Dia tetap fokus dengan kuliahnya, sibuk dengan penelitian-penelitian. Sementara di sela-sela itu adik-adik satu kamarnya di asrama seringkali menggodanya, tentang apa lagi kalau bukan masalah lamaranku.
Sebenarnya itu salah satu yang ia khawatirkan, ketika di senggang waktu antara lamaran dan akad nikah yang terlalu lama akan menimbulkan fitnah. Tentu bukan hanya itu, ada kekhawatiran-kekhawatiran lain yang terus saja menghantui. Entah tentang apa lagi.
Di saat kami sedang sibuk dengan urusan masing-masing, datanglah keluarga dari lelaki lain yang juga ingin melamarnya. Hal ini membuat calon mertua aku ragu, apakah memilihku atau memilih dia yang menurut mereka jauh lebih segalanya dari aku. Mulai saat inilah terjadi goncangan dalam hubungan kami. Setelah tidak lama waktu berselang, akhirnya informasi ini sampai juga di telinga kami. Awalnya kami percaya kalau calon mertua aku itu tidak akan menerima lamaran orang itu. Namuan, apa yang terjadi adalah apa yang tidak kami harapkan. Orang itu terus datang menggoda calon  mertuaku, yang membuat ia betul-betul tergoda.
Hingga akhir bulan ke tiga tahun itu, aku dan keluargaku mencoba untuk mengkonfirmasi tetang rencana pernikahan kami, tapi apa yang terjadi, mereka meminta uang jujuran (biaya pernikahan) yang sangat besar menurut kami, dan itu di luar kesanggupanku. Innalillah,ini adalah musibah, darimana aku bisa dapatkan uang sebanyak itu. Ya sudahlah, kalau begitu aku memutuskan untuk mundur, karena itu di luar dari kesanggupanku. Allah saja tidak akan membebani seorang hamba di luar kesanggupannya, bagaimana mungkin aku akan melakukan hal seperti itu.
Semenjak itu aku tidak mengurus lagi masalah itu. Namun keluargaku tetap saja mencoba untuk mencari jalan yang terbaik. Keluargaku berusaha untuk negosiasi atau apalah istilahnya, pertama-tama meminta harga di bawah yang telah orang tuanya tetapkan, tapi tetap saja keluarganya tidak mau. Dan cara-cara yang lain juga sudah ditempu, namun yang ada hanya jalan buntu  yang membuat semua harapan itu sirna.
Setelah kejadian itu, wanita yang telah kulamar itu terus menagis siang dan malam, namun semua itu tidak mengubah keadaan, dan tangisannya pun hilang ditelan waktu. Hanya menjadi bagian dari peroses hidup kami berdua.
Bagiku, segala usaha telah kumaksimalkan, lamaran telah aku lakukan, sudah bicara baik-baik, sudah menentukan waktu. Namun, tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata mereka memilih yang lain. Sakit hati sih memang sakit, tapi itu wajar dan manusiawi. Yang penting niat sudah baik, caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi menikah dengan dia toh aku juga tidak akan rugi. Siapa tahu Allah telah menyiapkan kandidat lain yang lebih baik dan lebih cocok.
Semua itu adalah proses dan harus aku nikmati. Karena yang sangat bernilai dalam hidup ku adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil itu Allah yang menetapkan, tapi bagiku hanya berkewajiban untuk menikmati dua perkara yang dalam hidup harus aku jaga, yaitu menjaga niat dan menyempurnakan usaha, selebihnya terserah Allah.

KESENANGAN, KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN



Setiap orang pasti menginginkan kesenangan, ketenangan dan kebahagiaan. Tapi, kadang kala masih ada orang yang tidak tahu bagaimana memperolehnya dan apa saja yang membuat orang mejadi senang, tenang dan bahagia. Jika anda termasuk orang yang belum tahu, sedangkan anda menginginkannya, maka anda wajib membaca tulisan ini. 
Dalam perjalanan hidup manusia, banyak sekali anggapan-anggapan dan pendapat-pendapat yang tidak mengarah kepada subtansi permasalahan yang sesungguhnya. Terutama masalah bagaimana mencapai kebahagiaan. Berikut penulis kemukakan bebapa pendapat tentang hal ini:
a. Materialisme, faham ini populerkan oleh Karl Marx. Adapun pelopor utamanya adalah Ludwing Feuerbach. Meraka beranggapan bahwa yang membuat orang senang, tenang dan bahagia adalah ketika seseorang bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan dapat membeli segala apa yang diinginkan. Karl Marx sebagai mana yang kita ketahui adalah seorang atheist (anti agama). Ungkapannya yang terkenal adalah agama adalah candu masyarakat.
b. Liberalisme, faham ini adalah faham yang diusung oleh orang-orang Barat khususnya di Amerika Serikat. Faham ini beranggapan bahwa yang membuat orang bahagia adalah ketika seseorang memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja tanpa ada kekangan.
c. Rasionalisme, faham ini dipelopori oleh Rene Descartes, seorang filosof dari Francis yang terkenal dengan ungkapannya “cogito ergo sum” saya berpikir maka saya ada. Faham ini beranggapan bahwa yang membuat orang senang dan bahagia adalah ketika seserang mampu memperoleh sesuatu yang tidak bertentangan atau sesuai dengan akalnya. 
Pada hakikatnya kesenangan, ketenangan dan kebahagiaan adalah 3 hal yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Kesenangan di dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa senang adalah perasaan puas, lega, tidak susah, tidak kecewa, betah, tidak ada sesuatu yang menyusahkan dan merasa tidak kurang dari sesuatu apapun. Banyak hal yang bisa membuat orang menjadi senang, diantaranya:
a. Pengetahuan
Memiliki pengetahuan adalah salah satu yang membuat orang mejadi senang. Contah: bagi orang yang sedang mengisi TTS (Teka Teki Silang). Orang yang memiliki pengetahuan luas akan lebih mudah mengisi TTS dibanding orang yang memiki pengetahuan sedikit. Contoh lain: bagi orang yang menguasai banyak bahasa ketika dia keluar negeri tentu dia akan lebih merasa senang dibanding orang yang hanya menguasai satu bahasa. Seperti tokoh pembaharu Islam di masa modern, Syekh Jamaluddin Al-Afghani, beliau bisa keliling dunia karena mereka menguasai 6 bahasa (Arab, Inggris, Perancis, Turki, Persia, dan Rusia).

b. Kesehatan
Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang bertubuh yang sehat atau merasa sehat akan lebih senang dibanding dengan orang yang sakit. Karena secara normal semua orang pasti tidak mau sakit.
c. Harta termasuk kemakmuran atau kecukupan hidup
Banyak orang yang merasa senang jika memiki harta yang cukup.
d. Kedudukan atau status sosial yang baik
Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk merasa senang jika dihormati atau disanjung. Memiliki kedudukan atau satatus sosial yang baik adalah sarana untuk mendapatkan pujian, sanjungan dan penghormatan.
Keempat hal di atas ternyata hanya memberikan peluang untuk memperoleh kesenangan namun tidak memberikan jaminan untuk memperoleh ketenangan apalagi kebahagiaan. Buktinya banyak orang yang pintar tapi jiwanya tidak tenang. Kisah nyata pernah terjadi di Amerika Serikat. Karena pintarnya baru berumur 17 Tahun dia sudah mendapat gelar Profesor. Tapi tidak lama setelah penerimaan gelar itu ia bunuh diri. Dalam sebuah catatan yang ditinggalkan dia menuliskan bahwa ketenangan yang ia cari selama ini tidak ditemukannya walaupun ia sudah meraih gelar profesor.
Begitu juga banyak orang yang sehat tapi bingung dan selalu merasa tidak tenang karean tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mempergunakan kesehatannya. Banyak juga orang yang hartanya banyak tapi jiwanya selalu merasa gunda, gelisah, ketakutan dan lain sebagainya, karena takut kehilangan hartanya, takut jiwanya terancam sehingga tidurnya pun tidak pernah nyenyak, batinnya tersiksa, disiksan oleh perasaannya. Begitu juga dengan kedudukan, banyak orang merasa takut jika kedudukannya dicopot oleh atasannya.
Jadi, kesenangan tidak memberikan jaminan kepada seseorang untuk memperoleh ketenangan dan kebahagiaan. Ketenangan dan kebahagiaan adalah dua hal yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan. Karena kebahagiaan baru bisa diperoleh ketika seseorang memiliki ketenangan. Ketenangan yang dimaksud adalah ketenangan hakiki atau ketenangan hati. Karena kalau hanya ketenangan, dokter bisa membuat pasiennya tenang dengan memberikan obat atau suntik penenang. Orang yang memiliki ketenangan hati secara otomatis akan memperoleh dan merasakan kebahagiaan hidup. Faktor yang menentukan kebahagiaan ternyata tidak bisa ditemukan di luar diri manusia. Faktor-faktor luar (Pengetahuan, Kesehatan, Harta dan kedudukan) ternyata hanya sebagai penunjang kebahagiaan dan bukan sebagai penentu. Faktor penunjang hanya sebagai penyempurna kebahagiaan jika faktor dominan atau penentunya sudah ditemukan. Faktor dominatif yang menyebabkan orang bisa memperoleh kebahagiaan adalah “ketenangan hati”. Ketenangan hati baru bisa di dapatkan apabila seseorang mempunyai iman dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesimpulannya adalah kebahagiaan itu sumbernya ada dua, yaitu ketenangan dan kesenangan.

Ketenangan lebih utama daripada kesenangan, karena dengan ketenangan saja orang bisa bahagia, tapi hanya dengan kesenangan saja tanpa ketenangan seseorang tidak akan bisa bahagia. Jadi, jika ingin memperoleh kebahagiaan pastikan dulu bahwa ketenangan telah anda miliki. Kalau ketenangan sudah dimiliki barulah dilanjutkan dengan mencari kesenangan. Kesenangan tanpa ketenangan mustahil seseorang bisa bahagia secara hakiki, karena rumusnya adalah ketenangan plus kesenangan sama dengan kebahagiaan.
05-12-2013

IBU MEMPERKENALKANKU DENGAN SEORANG WANITA


15-08-2011 
Wanita itu anak teman lama ibuku. Dia tinggal tidak terlalu jauh dari rumahku. Hanya butuh sekitar setengah jam dengan sepeda motor untuk sampai ke rumahnya. Saat itu, aku sendiri belum tahu siapa wanita itu. Saat itu ibuku ngotot menyuruhku mengantarnya, sebenarnya aku sudah curiga. Karena tidak biasanya seperti ini.

Di pagi hari itu, aku baru saja selesai mandi dan belum memakai baju. Sementara ibuku sudah siap-siap dengan dandanannya yang khas. Di saat aku berada di depan pintu kamar, ibu menyapaku. "yu, antara' ka' cina' jokka bulaana Yuli, abbajuno dolo" pinta ibu kepadaku. Ya, itu bahasa bugis, nama kecilku Yayyu dan orang sering memanggilku 'yu'. Artinya lebih kurang seperti ini "Yub, antar ibu sebentar ke rumah Yuli, pakai baju aja dulu". Aku tidak berkomentar ketika itu, karena ibu tahu kalau aku tidak akan menolak.

Selesai memakai baju, aku pun menurunkan motor kakak ku yang memang belum diturunkan sejak dinaikkan malam itu. Motor kakak ku ini memang sangat banyak manfaatnya. Aku pun kalau pulang kampung tidak pernah pakai motor lagi. Karena sudah ada motor yang bisa ku pakai ketika sampai di rumah.

Segera ku antara ibuku setelah motor ku panaskan. Seperti biasa di dalam perjalanan aku berkonsentrasi mengendarai motor. Aku tidak menanyakan prihal kunjungan ibuku ke rumah teman lamanya itu. Biasa-biasa saja, suasana diperjalanan tidak ada yang istimewa.

---------------------------
****   **** **** ***

Aku dan ibu sampai di rumah ibu Yuli. Perjalanan kali ini hanya 28 menit, lebih cepat 2 menit dari biasanya. Bentuk rumahnya sederhana, di sebelah kiri dan kananya juga ada rumah. Di antara rumah dibatasi lahan kosong lebih kurang 2 meter. Lahan kosong itu bermacam-macam isinya, mungkin tergantung keinginan pemilik rumah. Ada yang menanam cabe, tomat, bunga dan ada juga yang meletakkan tangki air minum.

Di sebelah kanan rumah ibu Yuli tampak 2 buah tangki pelastik besar. Mungkin itu miliknya karena berdempetan sekali dengan rumahnya. Sedangkan sebelah kiri rumanya tampak banyak tanaman-tanaman.

Sesampainya di depan pintu  "Tuk… tuk… tuk… assalamu'alaikum," ucap ibu. Terdengar dari dalam suara perempuan yang menjawab salam. Tak lama kemudian keluar seorang ibu paruh baya. Kulitnya sawo mateng, tingginya kira-kira 150 cm, wajahnya bentuk oval, tidak gemuk tapi juga tidak terlalu kurus. Dilihat dari bentuk tubuhnya kira-kira berusia 60 tahun.

"Eh.. puang ngaji, attamakki mai" sambutnya kepada ibuku sambil berjabat tangan dan merangkulnya membawa ke dalam rumah. Sementara aku masih di pintu masuk, ibu itu tersenyum padaku sambil mempersilahkanku masuk.

Aku masuk dan duduk di kursi tamu. Sementara ibu langsung masuk ke dalam. Mereka berbincang-bincang, entah masalah apa karena terlalu jauh ke dalam dan hanya sesekali terdengar suara mereka tertawa. Sambil duduk aku memandang poto-poto yang terpampang berjejer di dinding rumahnya. Banyak potonya, mulai dari yang sudah buram sampai yang masih baru, anak-anak sampai orang tua. Aku perhatikan satu persatu poto itu, sepertinya aku kenal mereka. Tapi hanya sebatas tahu dan tidak pernah saling mengenal.

****** **** *** ***
---- ---- ---- ---- --- ---


Setelah lebih kurang 5 menit aku duduk sendirian di kursi tamu. Tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang berjalan kaki dari dalam rumah. Semakin lama semakin mendekat.

Tubruuuukkk….. dugaanku benar, yang datang seorang wanita dengan busana yang tidak menutup kepala. Sengaja aku tundukkan kepalaku agar tidak grogi dengannya. Namun ketika ia tidak melihatku sesekali aku memperhatikannya. Tapi bagaimanapun juga, sikapku yang lugu dan dingin membuatnya mudah untuk menilaiku. Ia membawakanku se gelas teh panas. "tiinunggi, yebawahhe engka" suguhnya agar aku meminum air yang ia bawa. Aku meng iya kan sambil mengucapkan terima kasih kepadanya. Tak sempat berbicara panjang lebar karena ia segera ke dalam setelah membawakanku air.

Dalam hatiku berkata, wah… cantiknya anak orang ini. Ada perasaan menyesal di dalam hatiku  di saat aku tidak menyempatkan diri untuk mengobrol kepadanya. walaupun sekejap, kini wajah dan bentuk tubuhnya terbayang di mataku. Warna kulitnya putih agak kekuning-kuningan. Maksudnya tidak putih seperti putihnya orang cina. Mukanya manis, senyumnya mempesona, poster tubuhnya proporsional. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu kurus, Tutur katanya juga lembut. Pokoknya pas banget untuk orang seperti dia.  Sangat menakjubkan ciptaan Tuhan yang satu ini. Subhanalloh…

Hanya berselang beberapa menit, kembali aku mendengar suara langkah kaki. Semakin lama semakin mendekat. Entah kenapa kali ini, badanku terasa panas, jantungku berdenyut kencang. Mungkinkah demam akan datang tiba-tiba seperti ini?... Sungguh aku tidak mengerti. Aku coba untuk menenangkan diri dengan sedikit gerakan yang kelihatan santai, walaupun dalam keadaan jantung berdebar-debar.

Ya… kali ini ia datang lagi dengan membawa kue barongko (makanan khas sulawesi selatan yang terbuat dari pisang, dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Rasanya tentu manis). Seperti yang aku sampaikan tadi, aku ingin kelihatan santai tanpa ada beban. Walaupun jantungku semakin berdebar kencang. Kalaupun ketahuan, cukuplah dia yang menilai sendiri. Yang pasti aku akan sembunyikan ketegangan itu.

Kali ini dia keluar untuk menemani aku, entah ini skenario atau bukan, yang jelas aku tidak tahu. Ya… ia menyapaku sambil menyuguhkan kue barongkonya itu. Menanyai kuliahku, kerjaku dan lain-lain nya. Seperti biasa ketika aku berhadapan dengan wanita, aku hanya menjawab apa yang ia tanyakan. Maka tidak heran jika semua wanita yang pernah mengenalku menilai kalau aku itu lelaki yang dingin. Entah apa maksudnya…

Selama pertemuan itu, tak satupun pertanyaan yang aku ajukan kepadanya kecuali hanya menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Selain menjawab pertanyaan, hanya kata pamit yang aku ucapkan ketika aku ingin pulang.

Aku dan ibu pulang setelah pamit dengan mereka. Entah apa yang dibicarakan oleh ibuku dan ibunya di dalam. Mereka pun seakan tidak tahu dan tak peduli prihal pertemuanku dengan wanita itu.

Kami pulang… di dalam perjalanan seribu satu macam pertanyaan muncul dalam benakku. Kenapa, bagaiman, koq bisa. Wuuuuhhh…… aku benar-benar tidak tahu…

Rasa penasaran dan gembira seakan melebur menjadi satu. Entah apa akhir dari cerita ini. Kutunggu saja, biarkan waktu yang akan menjawabnya.

***----------------------------***

Kring… kring… kring… bunyi suara alarm hp ku membangunkanku pertanda sudah jam 4 pagi. Wah…begitu indah mimpiku tadi malam. Siapakah gerangan wanita yang ada dalam mimpiku itu. Sungguh pengalaman alam mimpi yang begitu indah. Pagi harinya ku ambil laptopku dan kutulis pengalaman malamku itu. Jadilah ia seperti tulisan yang baru saja anda baca.

Wassalam


MENJADI AGENT OF CHANGE

5Juli 2011

Apakah anda mengenal Usama bin Zaid? Ya, dia adalah panglima perang Islam yang menjadi jenderal pada usia yang amat muda. Anda tahu, Usama menjadi panglima perang pada usia 18 tahun, luar biasa.
Para pembaca yang budiman...
Perlu diketahui bahwa penomena perubahan di dunia ini umumnya diinisiasi oleh youth (para kaula muda). Oleh karena itu, kaula mudalah yang mempunyai banyak peluang untuk membuat suatu perubahan.
Di dunia ini tidak ada yang abadi kecuali perubahan. Jika kita sudah mengakui bahwa yang abadi hanya perubahan, maka tidak ada yang lain yang terbaik bagi kita selain menjadi “agent of change” (pelaku perubahan). Jadi, jika anda serius dan sungguh-sungguh ingin menjadi agent of change, baik di rumah, di sekolah, di kampus, di kantor, di desa, di kota, di negeri ini atau dimana saja, paling tidak ada 5 syarat yang harus anda perhatikan:
1. Anda harus mempunyai visi yang jelas. Visi itu adalah mimpi, obsesi atau di dalam kamus bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, wawasan, penglihatan atau pengamatan. Jadi, jika anda ingin menjadi agent of change, maka anda harus mempunyai mimpi yang besar. Misalnya mendapatkan gelar Professor, Dokter, Psychologist yang handal atau ahli nuklir. Tapi jangan lupa al-Qur’an dan sunnah sebagai panduan kita. Atau boleh juga bermimpi jadi pebisnis yang punya perusahaan di setiap kota besar, tapi jangan lupa ibadah.
Jadi visi dalam hidup ini sangat penting untuk meraih suatu cita-cita.

2. Anda harus banyak berusaha dan banyak berbuat. Sosialisasikan perubahan-perubahan yang anda inginkan. Sebagai contoh jika anda ingin dunia ini berubah dengan menerapkan syariat Islam di seluruh dunia, maka sosialisasikan ide-ide anda kepada seluruh lapisan masyarakat melalui dakwah. Karena kalau tidak demikian jangan harap syariat Islam akan tegak di muka bumi ini.
Anda mungkin mengenal Tomas Alfa Edison, pencipta bola lampu pijar. Di usianya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, dia dikeluarkan dari sekolahnya karena dinilai terlalu bodoh. Tapi dia tidak pernah menyerah, ia terus berusaha dan berbuat. Setelah gagal  9999 kali, akhirnya terciptalah bola lampu pijar yang dinikmati oleh manusia pada saat ini. Tomas berkomentar mengenai hal ini dengan mengatakan “Sesungguhnya saya tidak gagal, tapi justru saya dapat membuktikan bahwa 9999 bahan mentah tidak dapat dugunakan untuk membuat lampu pijar”.
Lihatlah lelaki yang satu ini. Sepanjang hari ia berdakwah. Dari pukul enam pagi hingga pukul enam sore. Tak lagi satu daerah yang ia sambangi, telah berkali-kali gurun pasir ia lalui. Sementara ia masih muda. Sejarah mencatat, umurnya belum genap 20 tahun. Bila malam tiba, malampun ia bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk ibadah, sepertiga untuk menulis, dan sepertiga lagi untuk istirahat. Itulah dia Imam Syafi’I muda.
Zaman sekarang ini orang yang banyak kerja dan banyak bicara adalah orang yang sip. Jangan banyak kerja tapi sedikit bicara, apalagi banyak bicara tapi kurang kerja.
3. Anda harus luar biasa. Kalau saudara-saudara di sekeliling anda biasanya suka meniru atau ikut-ikutan pada orang lain, hanya menggantungkan hidup kepada orang lain, maka yang luar biasa adalah jika anda tidak mengikuti gaya mereka. Yaitu tidak ikut-ikutan, dan membiayai diri sendiri dengan hasil keringat sendiri, kalau perlu andalah yang menjadi pembantu bagi orang lain karena tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.
4. Anda harus selalu optimis. Perubahan adalah suatu keniscayaan, pasti akan terjadi. Dengan atau tanpa orang lain, dengan atau tanpa anda. Jadi selalulah optimis dalam berjuang, bahwa rencana, mimpi dan obsesi  anda akan sukses menjadi kenyataan. Jangan pernah mendengarkan kata-kata yang akan mematahkan semangat anda. Akan tetapi selalu berlaku tulilah jika anda mendengarkan kata-kata yang negatif. Selalulah mendengarkan kata-kata positif yang akan menambah gairah semangat anda untuk berjuang, yang bisa memompa obsesi anda, karena jika anda selalu mendengarkan kata-kata negatif akan membuat anda menjadi pesimis, lemah semangat dalam berjuang. Tapi sebaliknya, jika anda selau mendengarkan kata-kata yang positif yang bisa membangkitkan obsesi anda maka andapun akan selalu optimis dan tetap semangat.
5. Anda harus rela berkorban. Perubahan tidak cukup dilakukan hanya dengan diam atau menggerutu, akan tetapi perlu action, sikap dan perjuangan. Jika anda sudah berjuang biasanya perjuangan sangat dekat dengan pengorbanan. Berani hidup berani berjuang, berani berjuang rela berkorban, mau berkorban berarti mau hidup, takut berkorban tidak usah berjuang, tidak mau berjuang berhenti hidup, karena hidup adalah perjuangan. Begitulah kira-kira logikanya.
Jadi, siapkan pisik dan mental anda untuk mengorbankan tenaga, pikiran, perasaan, harta bahkan jiwa anda sekalipun untuk cita-cita mulia itu. Percayalah, bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Jika anda ikhlas, paling tidak pengorbanan anda akan dicatat sebagai pahala di sisi Allah Swt. Insya Allah.
Oleh karena itu, jangan menuggu sampai hari esok, karena hari esok belum tentu milik anda. Tapi, mulailah saat ini juga, jadilah anda sebagai agent of change. Camkan di dada dan di sanubari anda! Bahwa jika ada 1000 orang agent of change, maka jadilah anda termasuk di dalamnya. Jika ada 100 orang agent of change, maka jadilah anda termasuk di dalamnya. Jika ada 10 orang agent of change, maka anda pun termasuk di dalamnya, dan apabila hanya satu orang yang menjadi agent of change, maka pastikan bahwa andalah orangnya.
Sebagai akhir dari tulisan ini, katakan dengan suara yang lantang, I am the agent of change!

CERITA DALAM PENGASINGAN

29 Juni 2011

Ini adalah rentetan perjalananku untuk menghilangkan kegelisahanku selama ini. Kali ini aku ke Kabupaten Pelalawan, tepatnya di desa Sei Kijang, Kecamatan Bandar Sei Kijang. Di sini ada teman saya, namanya Risman, dia teman kuliahku dulu, dia orang ocu Kampar.
Pada suatu malam, aku merasa gelisah memikirkan permasalahanku, perasaanku tidak betah tinggal di Pekanbaru, ingin rasanya aku pergi ke suatu tempat yang tidak akan ada keluarga dan teman mengetahuiku. Tapi aku tidak tahu kemana harus pergi, kucobalah untuk berfikir dan mencari siapa kira-kira temanku yang ada di luar Pekanbaru yang bisa ku kunjungi. Ada temanku di Kuantan Singingi, namanya Masriadi, tapi dia sudah menikah. Ah, aku tidak mungkin kesana, kalau saya ke sana pasti saya merepotkan dan menggangu dia, karena dia sudah punya istri. Ada temanku di Siak, namanya Syamsuddin, ah, aku belum tahu tempatnya dimana, katanya tinggal di pedesaan, lagian Siak itu jauh dari Pekanbaru. Jadi, siapa ya temanku yang bisa ku kunjungi.
Oh ya, ada temanku di Pelalawan, namanya Risman. Ya, disana saya akan pergi, tempatnya tidak terlalu jauh dari Pekanbaru, tapi cukup sebagai tempat pelarianku. Malam itu juga aku mengaktifkan handphoneku yang memang selalu kumatikan, kemudian aku mengirimkan sms ke Risman, “Aslkm... Risman, kamu di mana sekarang, masih di Kerinci? Boleh gak aku ke sana tapi mungkin hari minggu baru aku pulang?”. Demikian isi smsku yang ku kirimkan kepada Risman. Setelah aku kirim, handphone kumatikan kembali.
Setelah aku shalat subuh pada esok harinya, kembali kuaktifkan handphoneku, sesaat setelah handphoneku aktif, Risman menelponku, seperti biasa, pertama ia menanyakan keadaanku, dilanjutkan dengan berbincang-bincang, tidak terlalu lama. Inti pembicaraan kami, dia mempersilahkanku datang ke tempatnya kapan saja aku mau. “kalau kamu udah mau pergi, sms atau misscall saya, biar saya terlpon kamu, karena siapa tahu kamu gak ada pulsa”, itu katanya sambil mengakhiri perbincangan kami.
Pagi itu juga aku bersiap-siap. Pakaian yang aku cuci kemarin aku ambil dan aku setrika kemudian kupilih mana saja pakaianku yang harus ku bawa dan mana yang harus ku tinggal, setelah makan siang bareng dengan Sudirman, (Sudirman adalah teman yang tinggal sama aku di Mushalla), sudirman bersiap-siap untuk pergi ke kampus, sebelum dia berangkat, aku mencoba untuk meminjam uang darinya, karena memang saat itu uangku tidak ada, akhirnya dia bersedia meminjamkan aku Rp. 50.000,- dan uang itulah yang aku bawa ke tempat Risman. Tidak lama setelah Sudirman pergi, aku pun berangkat dengan sepeda motorku yang tua, hasil dari jual tanah orang tua di kampung. Sepanjang perjalanan saya terus menangis merenungi keadaan hidupku saat itu. Air mataku terus menetes.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 40 menit, akhirnya aku sampai di tempat Risman. Namun saat itu Risman tidak ada di rumah, dia sedang mengajar MDA di Mesjid, yang ada hanya adiknya, adiknyalah yang menyambutku, karena memang sebelumnya ia sudah mengenalku. Aku memang sering ke rumah Risman ketika masih di Rumbio Kampar. Semua keluarganya mengenalku, keluarganya ramah walaupun hidupnya sederhana.
Sesampainya di sana, aku langsung masuk ke dalam rumah, kemudian aku dipersilahkan masuk ke kamar untuk menyimpan barang bawaanku. Hatiku rasanya legah saat itu, walaupun belum berjumpa dengan Risman.
Setelah shalat ashar berjama’ah di mushalla dekat rumah, aku baring-baring di luar sambil menyaksikan indahnya pemandangan di desa Sei Kijang. Namun, indahnya pemandangan saat itu tidak dapat mengalihkan pikiranku terhadap masalah yang sedang menimpaku. Aku tetap selalu memikirkannya, hingga tidak kusadari aku tertidur di atas tumpukan jaring yang dijual oleh adik Risman di luar rumah.
Tidak lama setelah aku bangun Risman pun datang dengan motor Yahama Vixion yang dibelinya sekitar empat bulan yang lalu. Akupun menyambutnya dengan salam dan jabat tangan yang hangat. Setelah lama berbincang-bincang, sepertinya adik Risman tahu betul apa yang enak dilakukan kalau sore-sore seperti ini, dia membeli gorengan yang tidak jauh dari tempat Risman, kami terus berbincang-bincang sambil menikmati gorengan yang baru saja dibeli oleh adik Risman. Tidak terasa hari sudah menjelang maghrib, kami bersegera bersiap-siap untuk pergi mandi kemudian berangkat pergi shalat. aku dan Arman (adik Risman) shalat di mushallah dekat rumah, sementara Risman shalat di Mesjid karena ia akan mengajar anak-anak di sana.
Malam pertama aku di tempat Risman, suara iringan mobil dan motor masih terdengar. Waktu itu aku sedang beradaptasi dengan lingkungan di sini, aku belum tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Aku tampak amnesia saat itu, seakan tidak tahu apa-apa.
Sebelum shalat isya tiba, aku dan Arman pergi ke Mesjid tempat Risman mengajar, dengan mengendarai sepeda motor tuaku itu, aku dan Arman beranjak dari rumah. Sesampainya di mesjid, aku melihat Risman sedang konsentrasi mengajar anak-anak didiknya, kamipun tidak mau mengganggunya. Waktu shalat isya belum masuk, waktu menjelang isya itu aku manfaatkan untuk berbincang-bincang dengan Arman tentang keadaan lingkungan di kampung ini.
Ketika sedang asyik-asyiknya berbincang-bincang, waktu shalat isya pun masuk, dan kamipun pergi mengambil air wudhu dan kemudian masuk ke mesjid mendengarkan suaran adzan disusul dengan shalat qabla isya dan shalat fardhu isya secara berjama’ah.
Setelah shalat isya, kami pulang bersama-sama ke rumah. Saat itu, kami sedang lapar, tentu saja, karena memang kami belum makan malam saat itu. Segeralah Risman memesan nasi goreng yang ada di depan rumah. Ya, kali ini menu makan malam kami adalah nasi goreng.
Tidak lama setelah di pesan, pelayanpun datang dengan membawa kantong pelastik yang berisikan 3 bungkus nasi goreng dan 3 bungkus air minum. Karena memang kami sudah lapar, segeralah kami masuk ke dalam rumah untuk menyantap nasi goreng yang masih berasap karena hawa panas. Enak,! ya... rasanya enak, entah karena lapar atau memang masakannya yang enak, aku, Arman dan Risman menghabiskan semua jata nasi goreng tanpa ada sisa kecuali bungkusannya. Di saat kami sedang makan, Risman melihat ada cemangi di dalam tiap bungkusan nasi goreng,
“kalau di kampung kami, ini namanya rumput, seperti ini dibuang-buang”,
ujar Risman dengan sedikit meremehkan daun cemangi.
“kalau di kampung kami, daun ini namanya cemangi, sangat enak untuk di jadikan lalapan ketika makan, apalagi kalau pake sambal terasi, kalau dikampungku, ikan-ikan kecil yang banyak di Kampar, dan termasuk makanan paforit orang Kampar, justru di kampungku itu dibuang-buang saja”, komentarku dengan sedikit menyinggung Risman. spontan Arman tertawa dengan ucapanku itu, Aku dan Risman pun ikut tertawa.
Sepanjang kami makan terus saja berbincang-bincang, rasanya ini sedikit menghilangkan ingatanku dengan masalah-masalahku.
Setelah makan bersama, kamipun beranjak ke tempat tidur, mungkin karena lelah, lagi pula di sana tidak ada televisi. Sebelum tidur, saya mengeluarkan laptop, rencana mau memutar film, tapi karena lelah sekali, jadi ku urungkan rencanaku itu dan kami baring-baring hingga tertidur.
Malam itu adalah malam pertama aku tidur di tempat Risman. Di sana nyamuk sangat banyak, 2 gulung obat nyamuk yang sudah di bakar kami letakkan di bawah ranjang, itupun belum cukup, kami juga harus memakai lation anti nyamuk.
Sebenarnya tempat tidur itu bisa muat untuk 3 orang, tapi Arman sepertinya sangat pengertian dan paham sekali bagaimana menghormati tamu. Dia memilih tidur di luar kamar, tepatnya di kursi yang terbuat dari papan yang dia buat sebagai tempat duduk ketika sedang menjaga tokonya. Panjangnya lebih kurang 1 ½ meter. Saya sudah mencoba untuk menyuruhnya tidur bersama kami di kamar, tapi dia tidak mau. Sebenarnya kasian juga sih melihat Arman tidur di luar, tapi ya sudahlah, semoga kebaikannya di balas dengan lebih banyak kebaikan lagi dan pahala yang berlipat ganda oleh Allah swt.
Malam semakin larut, suara kendaraan yang lalu lalang di luar silih berganti, mataku sudah sangat ngantuk. Bismillahirrahmanirrahim, bismika allahumma ahyaa wabismika amut, Allahu Akbar, akupun membaringkan badanku hingga tertidur. Zzz... Zzz.... Zzz...
Pagi harinya, kami dibangunkan oleh suara baca al-Qur’an di mushalla samping rumah, alhamdulillahi rabbil ‘alamin ahyaana ba’da maa amaatanaa wa ilaihinnusyur, kamipun segera bangun dan mengambil air wudhu, kemudian ke mushallah bersiap-siap untuk mendirikan shalat subuh secara berjama’ah.
Setelah shalat subuh, kami manfaatkan waktu untuk nonton film di kamar tidur. Setelah itu kami mandi secara bergantian. Sarapan kami kali ini adalah lontong sayur yang telah dibeli Risman di luar. Setelah sarapan dan mandi, Risman menuju ke Sekolah untuk mengajar, sementara Arman membukan toko yang menjadi tumpuan hidupnya saat ini. Nama tokonya Kios Anak Tanggo, alasan pengambilan nama ini adalah karena bisnis ini dimulai dengan modal yang kecil hingga naik sedikit demi sedikit layaknya menaiki anak tanggga hingga sampai sekarang, seperti itu kata Arman. Sementara tugas saya hanya membantu apa yang saya bisa bantu sampai mengamati semua peristiwa yang terjadi selama saya di Sei Kijang.
Waktuku aku habiskan untuk membaca buku dan menulis cerita ini, karena memang di sini aku hanya ingin menenangkan pikiran dan tentu saja waktu luangku lebih banyak. Aku terus menulis sambil mendengarkan senandung musik yang selalu dibunyikan oleh Arman ketika sedang menjaga tokonya. Tangankupun terlihat begitu asyik mengetik tombol-tombol laptop, seakan mengikuti rentakan nada-nada lagu syahdu.
Tidak terasa hari sudah hampir siang, para pelanggan toko pun tidak berhenti berdatangan silih berganti. Kini aku akan bersiap-siap untuk pergi ke Mushallah untuk mendirikan shalat fardhu dzuhur berjama’ah. Kali ini aku yang diberi kesempatan untuk azan karena memang belum ada orang yang datang. Dengan suaraku yang khas, aku melantunkan azan dengan nada yang begitu syahdu, mushalla yang sangat mungil terasa berubah menjadi sangat besar, bunyi kendaraan yang lewat berubah menjadi suara iringan orang-orang yang sedang melaksanakan tawaf, seakan berada di sekitar ka’bah di kota Mekkah al Muqarrom. Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik....
Shalat dzhur telah berlalu, dan telah kami tunaikan salah satu kewajiban sebagai hamba Allah, yaitu mendirikan shalat fardhu dzuhur, dan telah kami lakukan dengan berjama’ah.
Sepertinya saya merasakan ada perubahan dalam pikiranku, perlahan-lahan masalahku beransur hilang, dan semakin kusadari bahwa masa lalu itu tidak akan pernah kembali, aku berpikir bahwa lebih baik kupikirkan hidupku saat ini, karena yang kumiliki sekarang adalah saat ini. Aku berittikad untuk memperbaiki hidupku mulai saat ini. Insya Allah.
Setelah shalat ashar, aku dan Risman menyempatkan diri untuk bermain badminton di pinggir jalan raya. Asyik juga meskipun dengan perlengkapan seadanya.
Tidak terasa waktu terus berjalan, kini hari sudah menjelang maghrib, kami bersegera pergi mandi. Kali ini aku tidak shalat di Mushallah seperti malam yang pertama, kali ini kami shalat di mesjid tempat Risman mengajar. Di sana kami shalat maghrib, ternyata, Risman yang menjadi imam kami dalam shalat magrib, Risman memang luar biasa. Setelah shalat magrib, aku mendaras (memperlancar) hafalan al-Qur’anku hingga masuk waktu isya. Kami pulang ke rumah setelah shalat isya, dan seperti malam sebelumnya, setelah makan malam dan sebelum tidur, kami menonton film di laptop yang aku bawa. Film yang kami tonton adalah film Rambo yang ke IV. Sepertinya Risman dan Arman sangat menikmati film itu, dia menontonnya hingga selesai. Setelah menonton, kamipun tidur. Zzz... zzz... zzz...
Tiba-tiba terdengar bunyi alarm handphone ku, pertanda jam menunjukkan pukul 04,30 WIB, aku pun bangun, tapi kali ini bukan bangun untuk mengambil air wudhu, tapi bangun untuk mematikan alarm, setelah itu aku tidur kembali. aku berharap ada suara azan yang akan membangunkanku nanti seperti subuh sebelumnya. Namun, apa yang terjadi, hingga jam 5 subuh kami tidur, tidak ada seorangpun yang azan di mushalla, akhirnya kami bangun kemudian ambil wudhu dan pergi ke mushalla, kali ini tanpa azan, Risman langsung qomat dan aku yang dipercaya untuk jadi imam, ma’mumnya hanya dua orang, yaitu Risma dan Arman.
Seiring waktu berjalan, pagipun menjelang dan mataharipun mulai terbit. Pagi ini hari jum’at, hari ini Risman akan pulang ke Rumbio Kampar, sementara aku dan Arman akan tinggal di sini. Tapi Risman pulang tidak lama, nanti sore juga dia akan pulang ke sini, dia hanya ingin mengambil ijazahnya. Setelah sarapan, Risman pun berangkat ke Rumbio.
Hari ini kembali aku habiskan waktu untuk membaca buku dan menulis. Kali ini buku yang saya baca adalah buku karangan DR, ‘Aidh al-Qarni, “Laa Tahzan”. Aku memulai membacanya, rasanya sangat menyentuh dengan apa yang aku rasakan saat ini. Hal ini semakin membantu untuk menghilangkan masa laluku yang kelabu.
Waktu shalat Jum’at sudah hampir tiba, kamipun telah bersiap-siap pergi ke mesjid. Setiba di mesjid, ternyata belum ada jama’ah yang datang, jadi kami orang yang pertama tiba di mesjid kali ini. Saya masuk ke mesjid, sebelum duduk, aku mendirikan shalat tahiyatul masjid terlebih dahulu. Setelah itu aku membaca al-Qur’an hingga bilal mengumandangkan azan.
Shalat jum’at telah selesai, kali ini aku tidak langsung pulang ke mesjid, tapi aku dan Arman langsung ke rumah makan yang jaraknya 4 kilo meter dari rumah, tujuan kami kali ini untuk membeli nasi bungkus. Di dekat rumah bukan tidak ada rumah makan, hanya saja menurut Arman, nasi yang ada di dekat rumah semua tidak enak, kalau beli selalu saja tersisa.
Setelah lama menunggu karena banyak yang antri, akhirnya kami pulang, setibanya di rumah kami makan bersama. Alhamdulillah, kali ini nasi bungkus kami termakan dengan habis.
Setelah makan, kulanjutkan dengan rutinitasku untuk membaca buku dan menulis.
Waktu itu adalah hari Ahad, hari kelima aku di di tempat Risman, dan ini adalah hari terakhirku di sini, setelah sarapan, saya sudah harus pulang ke Pekanbaru. Pagi-pagi aku dan Risman pergi ke Pasar yang jaraknya kira-kira 4 kilometer dari tempat Risman. Kami membeli cabe merah, bawang, tomat bulat, timun dan sayur bayam. Kami ingin membuat nasi goreng.
Sesampainya di rumah, saya langsung mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuat nasi goreng. Risman dan Arman juga membantuku. Pertama-tama kuhaluskan cabe dan bawang dengan batu yang sudah disiapakan, Risman mengiris bawang dan membersihkan sayur bayam yang dibelinya. Sementara Arman, setelah memasak nasi di Rice Cooker, ia kami tugaskan untuk memotret dan merekam selama kami membuat nasi goreng.
Setelah lama bergelut dengan kompor dan apinya, dengan kuali dan segala macam isinya, kini semua telah siap saji, lengkap dengan bumbu-bumbunya yang menggoyangkan lidah. Saatnya untuk menyantap nasi goreng yang telah kami buat. Wah, enak, betul-betul enak, kami menikmati nasi goreng ini, walaupun sesekali Arman melayani pelanggan yang ingin berbelanja.
Setelah menyantap nasi goreng yang enak itu, (ya iyalah siapa dulu yang bikin, he.. he... he...), kami sama-sama melihat dan menonton photo dan rekaman video yang baru saja direkam oleh Arman. Ternyata bagus dan lucu, kami sangat terhibur menikmati video itu.
Jam menunjukkan pukul 09.00 waktu setempat, setelah mandi, sarapan dan lainnya, akupun sudah harus bersiap-siap untuk berangkat ke Pekanbaru, segala sesuatunya telah aku persiapkan. Tas sudah berada di pundakku, sepeda motorkupun sedang kupanaskan, kini saatnya aku pamit dengan Risman dan Arman,
”Risman, aku pulang ya, terima kasih engkau telah melayani aku sebagai tamu, semoga Allah membalas semua kebaikanmu, aku mohon maaf karena telah merepotkanmu”, ucapku kepada Risman.
“Ah, tidak merepotkan koq, justru aku senang kamu datang ke sini, jangan bosan-bosan ke sini ya, aku mohon maaf jika pelayananku tidak memuaskanmu”. Jawab Risman yang mengantarku ke luar rumah.
Kini aku datangi Arman yang sedang negosiasi dengan orang yang mengampaskan barangnya,
“Arman, abang pulang ya”
“Oh udah mau pulang ya bang” tanya Arman kepadaku.
“Iya, terima kasih ya atas kebaikanmu selama ini, mohon maaf telah menyusahkanmu”.
“Iya bang, hati-hati di jalan, sering-seringlah main ke sini bang biar kami ada hiburan” ucap Arman sambil kulepaskan jabat tanganku.
Aku melangkah menuju motorku yang memang telah kuhidupkan, Risman berada di samping untuk melepas keberangkatanku,
“Ok ya Man, aku pulang, Assalamu’alaikum”
“Walaikumussalam warohmataullahi wabarokatuh, ya hati-hati”...
Perlahan aku jalankan sepeda motorku meninggalkan desa Sei Kijang, tempat pelarian aku selama ini. Kini aku kembali ke Pekanbaru untuk menghirup udaranya, entah apa kabar Pekanbaru kini, setelah ku tinggalkan selama 5 hari.
____________________________

WANITA KARIR DALAM TIMBANGAN ISLAM

01-12-2013

REVIEW BUKU
WANITA KARIR DALAM TIMBANGAN ISLAM
(Kodrat Kewanitaan, Emansipasi dan Pelecehan Seksual)
Judul buku Asli           : Amal Al-Mar’ah Fi Al-Mizan
Judul terjemahan         : Wanita Karir Dalam Timbangan Islam
Penulis                         : Dr. Muhammad Ali Al Bar[i]
Pereview                     : Moh. Ayyub Ahmad
Penerbit                       : Pustaka Azzam
Tahun                          : 1994
Tebal Terjemahan        : 190 halaman

Islam menghormati wanita dengan penghormatan yang sangat luhur, mengangkat martabatnya dari sumber keburukan dan kehinaan serta dari perlakukan yang buruk ke kedudukan yang terhormat dan mulia. Islam telah menempatkan ibu  pada kedudukan yang tiada taranya, dimana dinyatakan bahwa surga di bawah telapak kaki ibu.
Namun demikian kedudukan mulia yang telah dimandatkan Islam kepada wanita terevolusi oleh derasnya arus informasi global yang seakan menuntut wantia berperan ganda. Di satu sisi mereka harus konsekuen dengan garis fitrah kewanitaannya dan di sisi lain status sosial dan tuntutan ekonomi memacu mereka bekerja di luar rumah.
Secara mentalitas, pemikiran, dan kejiwaan wanita berbeda dengan pria. Oleh karena itu, tugas-tugas yang telah dibebankan Sang Pencipta kepada keduanya telah disesuaikan dengan pembentukan mental, pemikiran dan kejiwaan mereka. Seperti wanita ditugaskan untuk melahirkan manusia sementara pria ditugaskan untuk mencari materi. Namun realitasnya jauh dari itu. Akibatnya, wanita tidak mengetahui inti tugasnya sebagai isteri dan sebagai ibu, bahkan ia menduga bahwa betapa mudahnya memadukan antara keduanya, yaitu antara pekerjaannya mencari materi dan tugasnya sebagai penanggung jawab rumah tangga atau pendidik. Ia merasa mampu untuk memerankan sekaligus dua peran tersebut secara bersamaan, sehingga lahirlah emansipasi wanita.
Dunia kerja bukanlah gaya hidup baru bagi wanita yang hidup di abad 21 ini. Bursa tenaga kerja diberbagai sektor telah dimasuki kaum wanita dan tidak sedikit pula diantara mereka yang menduduki jabatan penting dengan membawa ribuan pekerja pria dan wanita. Sosialisasi yang sedemikian rupa di tempat kerja seringkali menimbulkan gesekan-gesekan yang melunturkan fitrah kewanitaan yang esensial. Pelecehan seksual, perselingkuhan dan berbagai bentuk diskriminasi adalah beberapa kasus yang sering dihadapi pekerja wanita yang senantiasa tidak memihak dan mengkebiri.
Topik tentang bekerjanya wanita dan keikutsertaanya pada kaum pria dalam kehidupan umum adalah topik yang mengundang berbagai perdebatan dan masih terus berlangsung. Orang-orang yang menyeru kaum wanita untuk keluar dari rumahnya dan menyamakan kedudukannya dengan kaum pria dalam lapangan pekerjaan adalah mereka yang telah melihat apa yang telah direalisasikan oleh dunia Barat. Dalam hal ini, mereka ingin menirunya, bahkan menyatakannya sebagai tuntutan peradaban dan kebudayaan. 
Sebuah buku yang berjudul “Wanita Karir Dalam Timbangan Islam” karya Dr. Muhammad Ali Al-Bar telah membeberkan betapa banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan oleh wanita karir dan betapa mulianya jika wanita menjalankan tugasnya sesuai dengan kodratnya. Berikut penulis akan mencoba untuk mereview kembali ini dalam buku ini.
Pria dan wanita memiliki struktur tubuh yang berbeda. Baik struktur hormonal, sel tubuh, fisik dan anggota tubuh, maupun jasmani dan rohaninya. Sehingga dikatakan bahwa merupakan suatu kebodohan apabila ada orang yang menginginkan seorang wanita untuk berkarir dengan maksud bersaing (jika bukan bertanding) dengan kaum pria di luar rumah. (hlm. 86)
Di dalam buku ini dipaparkan secara jelas betapa hinanya kondisi kehidupan wanita mulai dari masa jahiliyah hingga masa modern di barat. Digambarkan bagaimana bangsa India yang menjadikan wanita sebagai pelayan, Hamurabi yang menganggap wanita seperti binatang, Yahudi dan Nasrani yang menganggap status wanita tidak lebih barang dagangan, tidak berhak mewarisi, tidak berhak memiliki dan menggunakan harta. Kaum Yahudi juga menempatkan wanita sebagai pelayan, bahkan ayahnya berhak untuk menjualnya, dan dalam hal ini wanita tidak punya pilihan. Wanita tidak bisa mewarisi apapun kecuali jika ayahnya tidak mempunyai anak laki-laki. Dalam perjanjian lama, wanita tidak mewarisi selama ada pria di dalam keluarga. Bahkan dirinya sendiri termasuk yang diwariskan seperti barang, jika suaminya meninggal, maka akan diwarisi oleh wali suaminya yang terdekat. (hlm. 1-2)
Adapun pandangan bangsa Arab pada masa Jahiliyah tentang wanita, bahwa wanita itu bagaikan barang atau budak. Jika suaminya meninggal maka wali suaminya akan datang dan mengenakan pakaiannya, dengan begitu si wanita tidak dapat menikah kecuali disetujui oleh wali itu atau kecuali ia bisa menebus dirinya dengan harta. Kebiasaan mereka terhadap wanita adalah dengan menahannya hingga dewasa, jika menghendaki akan menikahinya atau menikahkannya dengan orang lain lalu mengambil maskawinnya, selama itu bukan ibunya. Wanita tidak mempunyai hak dan tidak mewarisi apapun, bahkan wanita dianggap sebagai sumber aib dan kehinaan. (hlm. 7)
Dalam tradisi barat, seorang suami tidak dituntut untuk memberi nafkah kepada isterinya, sehingga seorang isteri harus berusaha sendiri untuk mecukupi kebutuhannya, walaupun sudah bersuami. Bahkan orang tua mengusir anak gadisnya jika telah mencapai usia antara enam belas hingga delapan belas tahun. Yang menyedihkan dari tradisi barat adalah, seorang anak tidak dituntut untuk memberi nafkah atau mengurus orang tuanya walaupun memiliki harta sebanyak harta Qarun. Sekalipun orang tuanya itu seorang yang sangat miskin, sehingga si tua harus bekerja sendiri agar dapat memenuhi kebutuhannya. Jika seorang wanita menikah, namanya dan nama keluarganya akan hilang, lalu berubah menjadi nama ibu Fulan (nama suaminya) atau setelah penyebutan namanya diikuti dengan nama suaminya, hal ini berlangsung hingga sekarang. (hlm. 14)
Hal ini berbeda dengan Islam. Di dalam buku ini diuraikan secara jelas tentang kedudukan wanita dalam Islam. Islam sangat memuliakan wanita, di antaranya dengan kewajiban atas pemenuhan hak-haknya. Di antara hak-hak wanita dalam Islam adalah hak sebagai sebagai anak, gadis perawan, sebagai isteri, sebagai janda, dan hak sebagai ibu.
Bagi seorang wanita yang akan dinikahi maka harus dimintai persetujuannya. Wanita janda lebih berhak terhadap dirinya daripada walinya, sedangkan gadis perawan harus dimintai persetujuan tentang dirinya, dan persetujuannya itu adalah diamnya. Sementara itu, hak-hak isteri terhadap suaminya antara lain nafkah lahir dan batin, diperlakukan dengan lemah lembut dan mendapat perlindungan. (hlm. 16-19)
Islam juga telah menempatkan ibu pada kedudukan yang tiada taranya, dimana dinyatakan bahwa surga di bawah telapak kaki para ibu. Islam pun menyatakan bahwa menyakiti orang tua termasuk dosa besar, Allah menjadikannya sebagai dosa yang siksaannya di dunia disamping juga di akhirat kelak bagi yang melakukannya. Selain itu, disebutkan pula bahwa dalam konsep Islam berbakti kepada orang tua tidak cukup hanya semasa hidup mereka, akan tetapi sampai setelah mereka wafat. Bahkan dalam jihad yang merupakan sarana utama perjuangan Islam, Allah tidak menerima kecuali setelah ada izin kedua orang tua, atau salah satunya jika memang tinggal satu. (hlm. 19)
Para ahli fiqh mengatakan, bahwa pekerjaan isteri di rumah suaminya bukanlah suatu kewajiban, akan tetapi merupakan sunnah dan shadaqah kepada suami dan anak-anaknya. Adapun yang wajib adalah tidak menolak ajakan suami apabila membutuhkannya kecuali dengan alasan syar’i. tidak menghianati suaminya dalam urusan ranjang, tidak keluar rumah kecuali dengan izinnya, tidak mengizinkan orang yang tidak disukai suaminya masuk ke dalam rumahnya dan menjaga nama baik suaminya di dalam dirinya dan menjaga hartanya. Akan tetapi pekerjaannya di dalam rumah mempunyai pahala tersendiri bahkan merupakan shadaqah dan penebus dosa, kesalahan, serta yang akan mengangkat derajatnya. (hlm. 57)
Keluarnya wanita untuk bekerja dengan meninggalkan rumah dan keluarganya telah memberikan dampak buruk dalam setiap lapangan. Baik secara psikoligis, ekonomi, sosial dan lainnya. Hal ini karena penelitian-penelitian dalam bidang kedokteran telah menetapkan bahwa susunan atau struktur tubuh wanita secara fisik dan psikis, jasmani dan rohani telah diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang berbeda dengan tubuh laki-laki, dan anatomi tubuh wanita juga diciptakan secara sempurna sesuai dengan kewajibannya sebagai seorang ibu. Demikian juga segi psikisnya, wanita telah disiapkan untuk menjadi pendidik keluarga dan kepala di rumahnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan keputusan bahwa setiap anak yang dilahirkan membutuhkan perlindungan dan perhatian seorang ibu yang terus-menerus paling sedikit selama tiga tahun. hilangnya perlindungan dan perhatian ini akan menyebabkan lahirnya krisis identitas bagi anak-anak.
Kajian dalam kedokteran juga telah menerangkan bahwa taman kanak-kanak dan tempat-tempat penitipan anak tidak akan mampu menjalankan fungsi ibu dalam mendidik anak-anak dan tidak pula dapat memberikan kasih sayang yang dalam kepadanya sebagaimana yang diberikan oleh seorang ibu. (hlm 63-64)
Sebuah hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan psikologis pada tubuh wanita yang bekerja, menjadikannya kehilangan kewanitaannya secara bertahap, namun di sisi lain ia tidak mungkin menjadi pria, maka wanita semacam ini dijuluki “wanita tomboy”, yaitu jenis ketiga. (hlm. 110)
Apabila para wanita keluar untuk bekerja, maka akibatnya adalah jumlah penduduk akan semakin berkurang daripada bertambah karena wanita yang bekerja tidak mau memikul tanggung jawab mengandung, melahirkan, menyusui dan mendididk anak-anak. Bahkan tidak mungkin juga ia akan melakukan hal itu meskipun ia menghendakinya. (hlm. 108). Implikasi yang ditimbulkan akibat keluarnya wanita dari rumahnya untuk bekerja dan keluarnya wanita sendiri merupakan malapetaka bagi wanita dan masyarakat, kerugian ekonomis dan sosial yang buruk. (hlm. 109)
Keluarnya wanita untuk bekerja dan meninggalkan rumahnya mengakibatkan pula maraknya terjadi pelecehan seksual. Baik itu terjadi di perjalanan maupun di tempat kerja, dilakukan oleh rekan kerja, maupun oleh atasannya sendiri. Hal ini pernah diterbitkan oleh Majalah News Week Amerika dengan judul “Abusing sex at the office” (buruknya prilaku seksual di kantor) kemudian dengan sub judul “Perlakuan seksual pimpinan terhadap bawahan adalah sesuatu yang bisa dilakukan di luar kamar kecil, dan itu sesuatu yang illegal”. Hal itu bisa dilakukan dengan semacam isyarat jorok atau secara terang-terangan seperti meremas buah dada. (hlm. 130). Pada BAB IX dalam buku ini diuraikan secara jelas beberapa contoh dan perkembangan pelecehan seksual di lapangan pekerjaan. Selain itu, prostitusi dan praktek perzinaan juga marak terjadi akibat keluarnya wanita dari rumahnya.
Para wanita diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah kecuali ada keperluan yang dibenarkan oleh syari’at. Jika tidak ada keperluan syar’i, maka hendaklah wanita tinggal di rumah untuk mendidik anak-anaknya, karena sesungguhnya suami adalah orang-orang yang paling berhak terhadap bantuannya, disamping suami pun berkewajiban melindunginya, membantunya dan memenuhi kebutuhannya.
Jika wanita keluar rumah hendaknya mengenakan busana Islami, dan hendaknya pula tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak darinya, tidak mengenakan wewangian saat keluar dan tidak berlenggak-lenggok (dibuat-buat) dalam berjalan serta dalam berbicara. Selain itu, hendaknya tidak bepergian kecuali dengan muhrimnya, sekalipun untuk melaksanakan haji yang wajib. Jika pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat atau menghadiri majlis (seperti pengajian yang mengajarkan keagamaan), hendaknya tidak berhias dan tidak mengenakan wewangian. (hlm. 163)
Islam tidak melarang wanita keluar rumah untuk memenuhi keperluan-keperluannya yang memang perlu, dengan syarat harus mengenakan busana Islami dan berperilaku Islami, menundukkan pandangan, memanjangkan pakaian, mengenakan hijab hingga di dada dan saat berbicara agar tidak menimbulkan keinginan orang yang di dalam batinnya terdapat penyakit. Namun, keluarnya wanita dan berbaurnya dengan pria serta bersaingnya mereka dengan kaum pria di lapangan kerja dan perlombaan, adalah hal yang terlarang, hal yang harus dijauhi, karena hal ini bisa menyebabkan timbul dan tersiarnya perbuatan keji. (hlm. 183)
Islamlah satu-satunya yang telah memberikan kepada wanita semua haknya, dan telah memberikan keleluasaan kepadanya untuk memenuhi tugas utamanya sebagai ibu dan ratu rumah tangga. Islam telah menjadikan surga di bawah telapak kaki wanita (para ibu) dan memerintahkan manusian untuk memperlakukan wanita dengan baik, baik itu sebagai ibu, isteri, anak maupun saudara. Islam sangat menganjurkan perlakukan baik terhadap wanita, dan bagi orang yang mengayomi dua anak perempuan atau dua saudara perempuan dan mendidika mereka dengan didikan Islami, dijanjikan akan masuk surga bersama Rasulullah saw.
Wanita mempunyai peranan penting dalam melahirkan umat terbaik. Singkatnya, wanita harus menjadi isteri yang baik, ibu yang baik dan sekolah yang baik. Betapa banyak wanita baik umat ini yang telah dilahirkan ke dunia ini oleh keberadaan para ibu yang berkompeten, yaitu para ibu yang mendidik dan mengajari anak-anaknya.
Tidak diragukan lagi, andaikata umat ini ingin bangkit, sebagaimana kebangkitan sebelumnya, dan ingin kembali menempati kedudukannya yang dengan itu akan dimuliakan Allah, maka yang pertama-tama adalah hendaknya memperbaiki didikan pertama, menerapkan adab-adab Islam dan mengajarkan ilmu-ilmunya, sehingga dengan begitu seorang ibu betul-betul menjadi sekolah, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ibrahim rahimahullah; “Ibu adalah sekolah, jika engkau mempersiapkannya, maka ia akan mempersiapkan generasi yang bermoral baik”.
Paparan di atas hanyalah sekelumit dari segudang informasi dari buku ini. Namun, penulis berharap itu sudah cukup sebagai perangsang untuk kemudian menyelami dengan membaca dan memiliki bukunya. Buku ini membuka mata dan nalar kita untuk melihat fakta historis kehidupan kaum wanita mulai dari masa kebodohon hingga masa modern. Walaupun di tulis pada tahun 1993-1994, namun buku ini masih relevan dengan kondisi kekinian dan masih sangat layak untuk direkomendasikan sebagai bacaan dalam rangka menambah khazanah ilmu keislaman dan menyelamatkan generasi muda, khususnya wanita dari cengkraman budaya barat.
______________________________________


[i] Dr. Muhammad Ali Albar is currently the director of the Medical Ethics Center (IMC), in Jeddah, Saudi Arabia. Dr. Albar is a consultant physician who studied in Cairo and London. After his studies, he became interested in bioethics from an Islamic perspective, and has since participated actively in meetings and discussions on Islamic jurisprudence and ethics, in particular the meetings of the International Islamic Fiqh Academy (IIFA) in Jeddah, the Islamic Fiqh Academy (IFA) in Mecca and the Islamic Organization for Medical Sciences (IOMS) in Kuwait. He is the author of a large number of publications on different bioethical questions including organ transplantation, stem cell research, sperm banks, AIDS, artificial insemination, abortion, contraception, embryology, brain death, and prophetic medicine. He has written over eighty books, one of which is the celebrated work known in English under the title, Human Development as Revealed in the Holy Qur'an and Hadith (2002).

SAMBUTAN WISUDAWAN

SAMBUTAN WISUDAWAN UIN SUSKA RIAU

ANGKATAN XXXVI 2009

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yang terhormat :

Bapak Rektor UIN Suska Riau

Bapak Pembantu Rektor I, II, III UIN Suska Riau

Bapak Direktur Pasca Sarjana UIN Suska Riau

Bapak Dekan Fakultas se UIN Suska Riau

Bapak Pembantu Dekan I, II, III Fakultas se UIN Suska Riau

Bapak dan Ibu Dosen UIN Suska Riau

Para Orang Tua Wisudawan dan Wisudawati UIN Suska Riau

Para Wisudawan dan Wisudawati angkatan ke XXXVI

Para Undangan, Hadirin wal hadirat rahimakumullah.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji bagi Allah, Tuhan Sang Pencipta alam, Sang Pemilik Segala Kekuatan dan Sang Pengatur Segala Urusan. Berkat rahmat-Nyalah sehingga kita dapat hadir bersama-sama di acara wisuda angkatan ke XXXVI tahun 2009 mahasiswa UIN Suska Riau ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada tauladan umat, pemimpin umat, penebar rahmat dan pemberi syafaat, yakni nabi Muhammad Saw, belau adalah satu-satunya tokoh yang berhasil mengubah peradaban dunia dari peradaban yang berafiliasi kepada berhala menjadi peradaban yang bersandarkan ilahiah. Muhammad Saw., adalah seorang Rasul Allah yang diturunkan kepadanya sebuah kitab yang mampu menghidupkan jiwa dan menenteramkan hati. Dengan izin Allah, Kitab ini mampu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya; yaitu jalan Dzat yang Maha Perkasa lagi Terpuji. Siapa yang berkata dengan menggunakannya, pasti akan terpercaya. Siapa saja yang mengamalkannya, pasti akan beruntung. Siapa saja yang memutuskan hukum dengannya, pasti akan adil, dan siapa yang mendakwahkannya, pasti akan mendapatkan hidayah ke jalan yang lurus, itulah kitab Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Semoga kita temasuk orang-orang yang manjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan selalu berada dalam barisan Islam serta berjuang demi tegaknya kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.

Bapak Rektor, hadirin wal hadirat rahimakumullah…

Sungguh hari ini benar-benar hari yang sangat membahagiakan, karena pada hari ini adalah hari kami diwisuda sebagai seorang sarjana. Hari ini akan menjadi sejarah yang sangat berharga dan luar biasa bagi kami, karena di tengah masih banyaknya orang yang tidak mampu mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dan masih banyaknya orang yang belum bahkan tidak mampu menyelesaikan kuliahnya, tapi justru kami pada hari ini telah berhasil menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana sesuai dengan bidang ilmu dan keahlian masing-masing. Tentu bukan itu saja, tapi yang terpenting adalah kami telah mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa.

Atas semua itu, Kami wisudawan dan wisudawati, sebagai lulusan UIN Suska Riau, rasanya ingin sekali memberikan konstribusi positif terhadap kampus yang kita cintai ini, dengan menghidupkan kembali tradisi-tradisi keilmuan dan keislaman. Namun apa daya, kami tidak mempunyai wewenang, dan kemampuan kami sangat terbatas.

Oleh karena itu, kepada bapak Rektor dan seluruh civitas akademika UIN Suska Riau, kami menaruh harapan agar dapat membangkitkan kembali tradisi keilmuan di kampus yang kita cintai ini. Yaitu tradisi keilmuan sebagaimana yang terdapat dalam tradisi keilmuan scientific Islam, yang dulu pernah dimiliki oleh peradaban agama yang agung ini.

Sebab kita melihat bahwa kekurangan dan ketimpangan kita dengan masalah keilmuan membuat kita menemukan berbagai macam kebobrokan, kelemahan dan ketidak berdayaan yang betul-betul naïf dan merendahkan umat Islam. Jaringan Islam Liberal, Pluralisme agama, emansipasi wanita yang kebablasan, yang pada akhirnya menghantam akidah Islam, menepis ekonomi Islam menolak syariat Islam, dan tradisi-tradisi keislaman lainnya. Yang pada gilirannya mau tidak mau harus diakui bahwa itu semua merupakan akibat dari kelemahan dan kebobrokan kualitas ilmu yang dimiliki oleh sarjana Islam serta kurangnya kepedulian kita terhadap tradisi-tradisi keislaman.

Saya membayangkan, jika sekiranya wisudawan dan wisudawati pada hari ini yang jumlahnya 352 orang, peduli dengan hal itu, maka saya yakin dan percaya bahwa tidak akan ada lagi suara-suara yang gonjang-ganjing tentang agama Islam.

Bapak Rektor, hadirin walhadirat rahimakumullah

Kami juga mengusulkan, agar di kampus kita ini diajarkan juga kitab-kitab turats (kitab-kitab khazanah) agar tidak terputus benang merah intelektual antara calon-calon ilmuan dengan ulama-ulama intelektual Islam terdahulu. Seperti: Imam al-Ghazali, Ibnu Sina, al-Farabi, Ibnu ‘Arabi dan lain-lainnya. Bukankah pradaban itu tidak diukur dari bangunan yang kita bangun, patung yang kita buat, tapi peradaban diukur dari pencapaian otak dan hati.

Salah satu perbedaan penting peradaban Islam dengan peradaban non-Islam adalah peradaban Islam hampir tidak ditemui adanya arca-arca, patung-patung ataupun sesuatu yang seperti itu. Tetapi peradaban Islam adalah warisan kecemerlangan intelektual muslim yang dituangkan dalam berbagai bentuk kitab-kitab.

Bapak Rektor, hadirin walhadirat rahimakumullah

Mungkin yang terakhir kepada bapak Rektor. Pak Rektor, mohon maaf kami mengusulkan, bagaimana agar proyek pembangunan mesjid itu didahulukan dari proyek yang lain. Karena kami melihat signifikansi yang luar biasa dari keberadaan masjid, dan keadaan yang sangat memprihatinkan dari ketiadaan mesjid. Tanpa bapak-bapak dan ibu-ibu ketahui, banyak mahasiswa yang mengambil enteng masalah shalat, dan sebagian besar penyebabnya adalah karena ketiadaan mesjid. Insya Allah, dengan adanya mesjid, bukan hanya masalah shalat yang dapat diatasi tapi permasalahan akhlak pergaulan antara laki-laki dan perempuan juga bisa semakin direda.

Itulah yang dapat kami gambarkan, tetapi apa yang kami katakan barusan ini, tidak terlepas dari hasil didikan yang kami terima dari bapak-bapak dan ibu-ibu selama di kampus. kami tidak akan bisa berpikir tentang pentingnya keilmuan Islam, tentang pentingnya kedudukan masjid, tentang pentingnya akhlak yang mulia, kalau bapak-bapak dan ibu-ibu tidak membimbing kami.

Oleh karena itu, terima kasih kepada bapak Rektor yang telah memberikan ilmu-ilmu kepada kami, yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan serta mengantarkan kami ke tingkat sarjana. Juga kepada bapak dan ibu dosen, juga kepada kawan-kawan handaitaulan yang namanya tidak dapat kami sebut satu persatu dan terkhusus kepada orang tua kami, ayahanda dan ibunda yang tersayang. Kami menyadari dan merasakan bahwa untaian doa di siang dan malam, di setiap selesai shalatmu, telah memberikan motivasi dan pengaruh yang luar biasa terhadap perjalanan hidup kami. Tiada yang mampu kami ucapkan dan persembahkan selain memohon kepada Allah Swt agar memasukkan ayahanda dan ibunda ke jannatunna’im.

Bapak Rektor, bapak dan ibu Dosen, Karyawan dan terkhusus orang tua kami

Iringi selalu hidup kami dengan do’amu agar kami menjadi putra-putri bangsa yang bermanfaat di dunia dan bahagia di akhirat.

Para wisudawan dan wisudawati yang dimuliakan Allah…

Hari kita telah diwisuda. Perlu diketahui bahwa di luar sana masyarakat telah lama menanti kita, menanti kita untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Di dalam benak masyarakat, kita adalah solusi, solusi bagi keadaan masyarakat yang semakin tidak mengenakkan dengan berbagai macam permasalahan di dalamnya. Atau paling tidak, masyarakat mengharap kita menjadi orang yang pertama menggerakkan untuk segera menyelesaikan permasalahan.

Dalam benak masyarakat kita adalah motivator dan inisiator. Oleh karena itu, mari kita realisasikan tanggung jawab kita di tengah masyarakat, mari kita tunjukkan bahwa kita adalah lulusan terbaik kampus islami madani UIN Suska Riau, dan mari kita tunjukkan bahwa we the best and we are the solution!

Akhirnya, selamat tinggal kampus yang tercinta, tempat kami menimbah ilmu. Kami selalu mendoakan semoga kampus ini kelak benar-benar menjadi pencetak intelektual muslim yang mampu memberikan pengaruh yang luar bisa terhadap dunia. Amiin…

Demikianlah sambutan ini kami yang dapat saya sampaikan. Saya menyadari bahwa tidak semua wisudawan dan wisudawati dapat saya wakili. Namun, demikianlah kemampuan saya sebagai manusia yang amat faqir dan daif serta masih membutuhkan bimbingan. Oleh karena itu, tiada yang dapat saya ucapkan selain kata maaf beribu kali maaf.

Terima kasih atas segala perhatiannya mohon maaf atas segala kekuarangannya. Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalalu ‘alaikum wr wb.

Moh. Ayyub Ahmad

Wisudawan ke XXXVI

Who Is Ayyub

Moh. Ayyub Ahmad adalah anak yang ke delapan dari delapan bersaudara. Dia adalah anak dari pasangan H. Ahmad dan Hj. Fatimah. Dia di lahirkan di desa Benteng kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir pada hari Kamis 30 Juni 1984. Semasa kecilnya Ayyub memang sudah biasa bergabung dengan khalayak ramai. Ketika ia masih di bangku Sekolah Dasar ia sudah aktif mengikuti kegiatan pramuka. Ia selalu menjadi pemimpin dalam kegiatan baris berbaris dan tidak jarang ia dan kawan-kawannya mendapatkan juara (prestasi) dalam kegiatan ini.

Ketika duduk dibangku SMP ia memperoleh penghargaan untuk mengikuti studi di Tembilahan. Ketika di Madrasah Tsanawiyah dialah orang yang paling dikenali oleh para siswa-siswa dan guru. Memang Ayyub jarang mendapatkan prestasi di dalam lokal, namun diluar lokal ia adalah orang yang sangat berpengaruh. Terbukti ketika regu pramuka yang dipimpinnya berhasil lolos mengikuti perkemahan-perkemahan yang di adakan di Tembilahan ketika itu, dan dua dari Anggota yang dipimpinnya berhasil dipilih sebagai utusan untuk mengikuti Jambore Nasional di Jogjakarta ketika itu. Dengan semangat leadership yang dimilikinya ia mampu membuat sebuah tim yang solid. Ini terbukti ketika ia dipilih kembali sebagai pimpinan regu di PONPES NU DDI Benteng sewaktu sekolah Madrasah Aliyah.

Ia mampu mengulang prestasi yang telah dimilikinya ketika masih di Tsanawiyah dulu. Jiwa leadership memang nampak dari penampilannya. Tidak jarang ketika ada acara di sekolah ia selalu diangkat sebagai koordinator (ketua) pelaksana. Karena telah tertanam di dalam jiwanya sifat responsibility yang besar sehingga para guru tidak ragu lagi untuk memberikan amanah kepadanya. Bahkan bisa dikatakan bahwa hampir tidak ada (untuk mengatakan tidak ada) kegiatan yang dikoordinirnya yang gagal, tapi sebaliknya berhasil sampai kepada hasil yang sukses.

Di perguruan tinggi pada tahun 2005 ia dipilih sebagai ketua Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum (LPPU) di Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau. Sebagai koodinator Lembaga Dakwah Fakultas Ushuluddin di LDK Al karromah. Sebagai ketua umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Sungai Batang dari tahun 2006. Sekretaris bidak kaderisasi di HIPPMIH Pekanbaru. Wakil Bupati jurusan Akidah Filsafat. Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin periode 2005-2006. Anggota PMBR. Aktivis HTI wilayah Riau. Sekretaris PBR cabang Benteng dan ketua KPUM-FU 2007, sebagai Gubernur BEM-FU (kini menjadi SEMA-FU) UIN Suska Riau periode 2007-2008. Kini ia dipercaya oleh GEMA Pembebasan dan BK-LDK Riau untuk meliput seluruh kegiatan dari GP dan LDK di Riau.

Pelatihan-pelatihan yang pernah di ikuti adalah Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Menengah di Madrasah Aliyah. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar di Fakultas Ushuluddin tahun 2005. training leadership di LDK al karramah tahun 2007. Pelatihan Resolusi Konflik se-Indonesia yang dilaksanakan di Bandug. Kursus yang pernah di ikuti adalah bahasa Inggris selama 6 bulan.

Proposal Nikah

PROPOSAL NIKAH
Oleh:Moh.Ayyub
Latar Belakang
Buat calon Pendampingku yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin
Sobatku yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32)sobatku tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.
sobatku tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Sobat..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.Dasar PemikiranDari Al Qur¡¦an dan Al Hadits :1. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32). 2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49). 3. ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36). 4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72). 5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21). 6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71). 7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1). 8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26). 9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3). 10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36). 11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.). 12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi). 13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi). 14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai). 15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram." 16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud). 17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud). 18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi). 19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah). 20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari). 21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani). 22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif). 23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits). Tujuan Pernikahan 1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul. 2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam. 3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim. 4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang. 5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya). 6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat). 7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan) Kesiapan Pribadi 1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ¡§Man Jadda Wa Jadda¡¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu). 2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum). 3. Termasuk tathhir (mensucikan diri). 4. Secara materi, Insya Allah siap. ¡§Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¡¨ (Qs. At Thalaq (65) : 7) Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan § Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex. § Tertunda lahirnya generasi penerus risalah. § Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah. § Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi. § Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :· Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb · Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.) · Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua. · Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah. Memperbaiki Niat : Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.Niat Ketika Memilih PendampingRasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani)."Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses PernikahanMasalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4). Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),Meraih Pernikahan RuhaniJika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)Penutup"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).sobatku yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya mohon sangat kepada sobatku yang membaca. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Sobat.saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."====================================

Tertanda;
(di tanda tangani)
Moh Ayyub Ahmad

Bedah Buku

Bedah Buku Pekanbaru 01 Mei 2008 Pagi itu matahari belum terlalu panas, saya sudah mandi, sudah pakai baju lengkap dengan celananya, sepeda motor pun sudah saya tunggangi, saya pun sudah tiba di tempat acara. Acaranya Bedah Buku tentang Pemikiran Politik Islam dan Jihad. Pada acara itu pesertanya bukan hanya saya, tapi lebih dari seratus orang yang datang, semuanya dari kaum Adam (ikhwan). Mereka datang tidak digaji atau diberi uang, tidak diberi makan, tapi mereka datang hanya karena mereka cinta dengan ilmu. Memang untuk mengikuti acara itu tidak perlu harus membayar, alias gratis. Bahkan kita diberi air minum oleh penyelenggara. Acara itu diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Wilayah Riau. Dilaksanakan di PONPES At-Tamam Pekanbaru. Tepatnya di belakang Fakultas Teknik UIR. Hari itu hari Kamis tanggal 01 Mei 2008, bertepatan dengan tanggal merah. Ada dua peristiwa pada tanggal 01 mei itu; pertama; Peringatan Hari Buruh se Dunia atau yang sering disebut dengan “May Day”. Kedua, kenaikan Yesus Kristus. Walaupun berat rasanya kaki melangkah kesana namun saya tetap memaksakan diri untuk pergi, hitung-hitung pahalanya gede banget. Walaupun saya harus datang agak terlambat dari jadwal yang ditentukan. Saya merasa senang mengikuti acara itu, karena walaupun materi yang disuguhkan masuk dalam kategeri materi yang berat, namun cara penyampaiannya ringan karena diselingi dengan humor dan canda tawa yang membuat kita enjoy. Banyak orang yang berbondong-bondong datang ke sana, mulai dari yang mengendarai mobil sampai yang berjalan kaki. Pada hari itu ada dua pembicara, pertama; Ust. Ir. Muhammadun, yang memberi materi tentang Jihad. Yang kedua; Ust. M. Jabir Ardiansyah, M.Ag, yang memberi materi tentang Pemikiran Politik Islam. Walaupun hari itu saya puasa sunnat namun saya tidak merasa lapar karena senangnya mengikuti acara tersebut.

KETIKA HARAM ROKOK DI "FATWA" KAN

KETIKA HARAM ROKOK DI ”FATWA” KAN
Oleh : Moh. Ayyub Ahmad

Di sebuah kota kecil di Provinsi Sumatra Barat, Padang Panjang, sekitar 700 ulama berkumpul. Mereka adalah utusan dari pengurus MUI Pusat dan Komisis Fatwa MUI daerah. Selama dua hari, 24-25 Januari 2009 mereka membahas berbagai persoalan dalam forum ijtima’ Ulama III Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Acara di Pondok Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang ini terasa begitu penting. Tak tanggung-tanggung yang membuka Wakil Presiden M. Jusuf Kalla. Bersamanya ada Menteri Agama RI Maftuh Masyuni, Ketua Umum PP Muhammadiuya Din Syamsuddin, Wakil Ketua DPD RI Irman Gusman, dan Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi.
Ijtima’ Ulama ini menurut ketua MUI pusat, dutujukan untuk mejawab berbagai masalah kebangsaan dan keagamaan kontemporer seperti golput, senam pernafasan yoga, pernikahan usia dini dan rokok, juga berbagai perundang-undangan.
Ijtima’ itu akhirnya mengeluarkan berbagai keputusan. Satu diantaranya yang kontroversial adalah fatwa haram rokok. Fatwa ini redaksinya lebih kurang seperti ini, Mereka yang merokok di tempat-tempat umum, anak-anak atau wanita hamil, maka jika mereka merokok mereka berdosa. ”Kalau merokok itu kan memang ada perbedaan pendapat, ada yang mengatakan haram, makruh, tetapi semua ulama sepakat kalau bahayanya sangat besar. Jadi untuk mencegah bahaya itu, ditempat-tempat umumkan ada orang tua, ada orang sakit, ada bayi, itu bisa membahayakan orang lain, karena ini pertanyaan manyarakat tentang hukum rokok, kan majelis ulama harus menjawab, kalau tidak nanti lebaga ulama dianggap lembaga budek, lembaga bisu” ungkap Ketua MUI Pusat KH. Ma’ruf Amin dalam acara Today’s Dialogue ketika ditanya kalau memang merokok diharamkan kenapa harus ada beberapa catatan-catatan. Tidak sedikit orang yang membantah dan menentang fatwa haram rokok ini, termasuk dari beberapa kiyai pesantren yang ada di Jawa.
Kalau ditanyakan kepada perokok, Kenapa kamu merokok? Jawabnya bermacam-macam, untuk mempermudah belajar, untuk menghilangkan stress, untuk menghilangkan bau mulut, supaya lebih percaya diri berbicara di depan orang, mengikutin tren, ketagihan (kecanduan nikotine) dan masih banyak lagi alasan yang lain. Tapi kebanyakan perokok awalnya mencoba lalu kecanduan. Adanya zat adiktif pada rokok itulah yang ‘menjerat’ perokok pemula untuk menginginkan rokok yang kedua dan seterusnya. Bagi para perokok, aktivitas mengisap rokok memberi kenikmatan tersendiri.

Sejarah Rokok
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk ke negara-negara Islam, termasuk Indonesia. (Wikipedia.com)

Di Balik Kepulan Asap Rokok
Menurut kamus, rokok adalah tembakau kering yang dilinting. Merokok merupakan aktivitas mengisap rokok. Bila sebatang rokok dibakar, akan terurai sekitar 4000 jenis zat kimia. Secara sederhana, zat-zat tersebut dikelompokkan dalam tiga komponen utama, yaitu, Tar, Nikotin dan Karbon Monooksida (CO). dua zat yang pertama adalah zat padat, sementara yang terakhir adalah gas.
Tar, Kandungan tar pada rokok berbeda-beda, tergantung pabriknya. Tar terdiri atas gabungan beberapa zat. Sedikitnya ada 25 jenis zat yang tergabung dalam kelompok ini yang bersifat karsinogenik, yakni berperan dalam menimbulkan kanker. Beberapa diantaranya adalah Naftilamin (salah satu bahan untuk membuat cat), Naphtalene (kapur barus), Cadmium (Cd) yang digunakan untuk membuat aki.
Tar pada rokok tertimbun sebagai kotoran pekat yang menyumbat dan membuat lecet paru-paru dan sistem pernafasan, menyebabkan penyakit bronchitis kronis, dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru-paru. Racun kimia yang ada di dalam tar ini juga meresap ke aliran darah dan kemudian dikeluarkan melalui air seni. Adanya zat racun itu dikenal sebagai penyebab timbulnya kanker kandung kemih.
Nikotin, Sementara nikotin merupakan zat yang sangat berbahaya. Dua tetes nikotin murni dapat membunuh orang dewasa yang menelannya. Pada nikotin ini terdapat zat yang membuat kecanduan, yang mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung dan menambah risiko penyakit jantung.
Karbon Monooksida, merupakan gas buangan, atau sisa pembakaran, jadi ia merupakan gas yang keluar dari pembakaran rokok. Sama halnya dengan gas yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor. Bila ia terisap, ia akan meresap ke dalam aliran darah dan akan mengurangi kemampuan sel-sel darah merah dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kurangnya oksigen ini akan memberikan pengaruh buruk kepada organ-organ tubuh yang lain. Selain itu, karbon monooksida memudahkan penumpukan zat-zat penyumbat pembuluh nadi. Bila pembuluh darah tersumbat, maka bisa menyebabkan gangguan peredaran darah di berbagai organ tubuh, termasuk memicuh serangan jantung yang fatal.

Bahaya Bagi Perokok Pasif
Penulis yakin pembaca tahu (baik perokok maupun bukan) bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Kalau perokok sudah tahu, kenapa masih mau merokok? Ya itu tadi, mereka sudah terjerat oleh zat adiktif yang ada pada rokok. Menurut Dr. Arum Harjanti, ada 26 jenis penyakit akibat rokok. Bahaya yang mengancam bukan hanya bagi diri perokok tapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitarnya, yang disebut dengan perokok pasif.
Merokok berbahaya di lihat dari berbagai sudut. Pertama, Dari segi ekonomi, uang terbuang percuma, apalagi dilihat secara nasional, miliaran rupiah uang habis ‘terbakar’ melalui rokok. Apakah kita kita sayang dengan uang yang sebanyak itu? Kalau dikumpulkan semua bisa mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Kedua, Asap yang di keluarkannya menimbulkan polusi pada orang di sekitarnya. Padahal bahaya asap rokok bagi orang yang ada di sekitar perokok (perokok pasif) sama bahayanya bagi para perokok aktif (orang yang merokok), minimal sesak nafas dan batuk-batuk.
Bahaya ketiga, resiko kanker paru-paru meningkat pada mereka yang perokok aktif dan juga perokok pasif. Resiko kanker paru-paru dipengaruhi oleh lamanya merokok. Pokoknya banyak lagi deh, yang intinya akan membunuh diri perokok itu sendiri secara perlahan-lahan.

Merokok Dalam Padangan Islam
Rokok memang tidak ada pada zaman Nabi SAW, tapi Islam datang membawa kaidah-kaidah umum yang melarang segala sesuatu yang mendatangkan bahaya bagi badan atau menyakiti orang-orang yang ada di sekitar atau menyia-nyiakan harta. Firman Allah SWT;

”Dia (Allah) menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (al-A’raf:157)

Dalam kitab ad-Din al-Khalish tulisan Syekh Mahmud Khithab as-Subki disebutkan bahwa berdasarkan zatnya, hukum merokok adalah haram, apalagi jika dilakukan di dalam majelis.
Dalam kitab Shifat ar-Rasul SAW; al-Khalqiyyah wa al-Khuluuqiyyah yang ditulis oleh Thaha Abdullah al-‘Afifi disebutkan bahwa hukum merokok dianggap seperti bunuh diri, karena rokok dapat membunuh secara perlahan-lahan. Karena itu, jika kematian seseorang diakibatkan oleh rokok maka dia mati dalam keadaan kafir. Nauzubillah.
Jika melihat bahaya dan dosa yang ada ketika merokok, maka sebuah konsekuensi logis yang dilakukan oleh MUI sebagai lembaga agama untuk mengerluarkan fatwa haram rokok. Namun, menurut penulis; seharusnya MUI tidak membatasi pengharaman rokok hanya di tempat-tempat umum, anak-anak dan wanita hamil saja, akan tetapi semestinya semua umat Islam diharamkan merokok. Karena banyak bahaya yang terkandung dalam rokok.
Melihat realitas yang ada, maka dapatlah disimpulkan bahwa aktivitas merokok adalah haram dan segala jalan membawa untuk merokok termasuk juga haram. Sebagaiman disebutkan dalam sebuah kaidah ”Jalan yang membawa kepada yang haram maka haram”. sepertinya memang kita harus kembali berpikir untuk merokok lagi, karena ternyata banyak mudharatnya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Penulis yakin dan percaya bahwa para perokok banyak yang mau berhenti merokok tapi mereka belum bisa. Oleh karena itu, penulis akan memberikan tips bagi perokok yang ingin betul-betul berhenti merokok. Semoga tips ini dapat membantu para perokok untuk betul-betul meninggalkannya; berikut tipsnya. Pertama, pahami benar bahwa merokok sangat merugikan diri sendiri dan membahayakan kesehatan banyak orang. Kedua, kuatkan tekad untuk berhenti merokok. Ketiga, isi waktu dengan kegiatan yang positif. Begitu muncul keinginan untuk merokok segera alihkan pada aktivitas yang bermamfaat. Keempat, hindari berteman dengan perokok. Kelima, beranilah untuk meminta orang yang berada di dekatmu untuk mematikan rokok, tentu dengan sopan.

Kontroversi Golput Haram


Di sebuah kota kecil di Provinsi Sumatra Barat, Padang Panjang, sekitar 700 ulama berkumpul. Mereka adalah utusan dari pengurus MUI Pusat dan Komisis Fatwa MUI daerah. Selama dua hari, 24-25 Januari 2009 mereka membahas berbagai persoalan dalam forum ijtima’ Ulam III Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Acara di Pondok Pesantren Diniyah Putri Padang Pnjang ini terasa begitu penting. Tak tanggung-tanggung yang membuka Wakil Presiden M. Jusuf Kalla. Bersamanya ada Menteri Agama RI Maftuh Masyuni, Ketua Umum PP Muhammadiuya Din Syamsuddin, Wakil Ketua DPD RI Irman Gusman, dan Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi.

Ijtima’ Ulama ini menurut ketua MUI pusat, dutujukan untuk mejawab berbagai masalah kebangsaan dan keagamaan kontemporer seperti golput, senam pernafasan yoga, pernikahan usia dini dan rokok, juga berbagai perundang-undangan.

Ijtima’ itu akhirnya mengeluarkan berbagai keputusan. Satu diantaranya yang kontroversial adalah fatwa golput. Media massa menangkap bahwa MUI mengharamkan golput. Alasannya, ada pernyataan dalam poin putusan itu bahwa “tidak memilih sama sekali, padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram.” Meskipun dalam rekomendasinya, MUI hanya menganjurkan umat Islam untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar ma’ruf nahi munkar.

Dikutip dari naskahnya, fatwa itu berbunyi: Pertama, Pemilihan umum dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa. Kedua, Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah dan imarah dalam kehidupan bersama. Ketiga, Imamah dan imarah dalam Islam menghajatkan syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agama agar terwujud kemaslahatan dalam masyarakat. Keempat, Memilih pemimin yang beriman dan bertawa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah),dan memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib. Kelima, memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 1 (satu) atau tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram.

Selanjutnya fatwa ini diikuti dengan dua rekomendasi, yakni: Pertama, umat Islam dianjurkan untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar; Kedua, Pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu meningkatkan sosialisasi penyelenggaraan pemilu agar partisipasi masyarakat dapat meningkat, sehingga hak masyarakat terpenuhi.

Jika dilihat dari bunyi fatwa MUI di atas, fatwa tesebut multitafsir, tidak tegas dan kurang cermat.

Golput Haram, Benarkah?

Sebenarnya dalam UUD 45 dan UU partai politik telah mengatur hak pilih masyarakat dalam pemilu. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa memilih itu adalah hak dan kontitusi tidak memberikan sangsi kepada mereka yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Memang kepemimpinan adalah perkara yang sangat penting dalam Islam. Dengan adanya seorang pemimpin, maka kepemimpinan (imamah) dan pengaturan (imarah) masyarakat serta terciptanya kemaslahatan bersama dapat diwujudkan. Oleh karena itu, benar pula bahwa memilih pemimpin dalam Islam yang memenuhi syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agama (Islam), yakni yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam, agar terwujud kemaslahatan bersama dalam masyarakat adalah sebuah kewajiban. Tapi kewajiban di sini harus dikatakan sebagai kewajiban kolektif (fardhu kifayah), dimana bila kepemimpinan yang Islami telah terwujud, maka kewajiban itu bagi yang lainnya telah gugur.

Tidak cukup seorang pemimpin dipilih menjadi pemimpin atas dasar syarat-syarat individual. Sebagai pemimpin ia wajib memimpin semata-mata berdasarkan syariat Islam saja, karena kemaslahatan bersama hanya akan benar-benar terwujud bila pemimpin mengatur masyarakat dengan syariat Islam. Tanpa syariat Islam, meski pemipin itu secara personal telah memenuhi syarat agama, yang terjadi bukan kemaslahatan, tapi kerusakan (mafsadat) seperti yang terjadi sekarang ini.

MUI sebelumnya telah mengeluarkan fatwa bahwa sekularisme hukumnya haram. Maka, memimpin berdasarkan sekularisme juga harus dinyatakan haram. Karenanya, memilih pemimpin yang akan memimpin dengan sekularisme atau menolak syariat Islam demi mempertahan sekularisme, juga seharusnya dinyatakan haram.

Adapaun ketetapan bahwa tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram, tidaklah tepat. Karena kewajiban memilih pemipin adalah kewajiban kolektif (fardhu kifayah), bukan kewajiban perorangan (fardhu ‘ain) itupun dengan catatan, jika pemimpin yang dipilih atau diangkat tersebut adalah pemimpin yang benar-benar akan mejalankan syariat Islam.

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang akan turut memilih pemimpin, maka wajib ia memilih pemimpin yang memenuhi kriteria agama (Islam), dan yang dipastika akan memimpin berdasrkan syariat Islam semata. Karena itu, rekomendasi poin 1 dimana umat Islam dianjurkan untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar, tidaklah tepat. Mestinya, bukan dianjurkan, tapi diwajibkan memilih pemimpin yang mampu mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar, bukan sebaliknya.

Adapun tentang pemilihan wakil rakyat, ini tidaklah bisa disamakan dengan pemilihan pemimpin. Hukum memilih pemimpin yang mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar melalui penerapan syariat Islam secara kaffah adalah fardhu kifayah. Sedangkan memilih wakil rakyat yang mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar adalah mubah, mengingat hukumnya mengikuti hukum perwakilan (wakalah) dimana seseorang boleh memilih, boleh juga tidak. Maka, bagi umat Islam yang akan memilih wakilnya mestinya juga bukan sekedar dianjurkan, tapi diwajibkan untuk memilih yang akan benar-benar mampu mengemban amar ma’ruf nahi mungkar. Dan sebaliknya, dalam fatwa itu semestinya dinyatakan haram memilih wakil rakyat yang sekuler dan tidak mengemban amar ma’ruf nahi mungkar.

Jika diperhatikan tugas wakil rakyat yag duduk di parlemen,dapatlah disimpulkan bahwa mereka dipilih untuk melaksanakan sejumlah tugas diantaranya adalah; (1) membuat undang-undang dasar dan undang-undang serta mengesahkan berbagai kesepakatan, rancangn undang-undang, dan berbagai perjanjian yang lain; (2) mengangkat kepala Negara –di beberapa Negara, dia dipilih secara langsung oleh rakyat dan memberikan mandat kepadanya untuk menjalankan pemerintahan; (3) melakukan pengawasan, koreksi, dan kontrol kepada pemerintah dan lembaga-lembaga pemerintahan.

Berdasarkan fakta fungsi dan tugas wakil rakyat di atas dapatlah ditarik ketentuan hukum syariat sebagai berikut;

pertama, akad wakalah (pemilu) yang ditujukan untuk melaksanakan fungsi legislasi, yakni fungsi pembuatan hukum jelas-jelas dilarang di dalam Islam, alias haram. Pasalnya, hak untuk membuat dan menetapkan hukum hanya di tangan Allah SWT, bukan di tangan manusia. Menyerahkan tugas ini (legislasi) kepada manusia sama artinya telah menyekutukan Allah SWT.

Kedua, akad wakalah yang ditujukan untuk melanggengkan sistem kufur, memberi mandat kepada penguasa untuk menjalankan hukum-hukum kufur termasuk perbuatan haram.

Ketiga, pencalonan dalam rangka melaksankan fungsi pengawasan (muhasabah li al-hukkam) termasuk perkara yang dibolehkan. Hanya saja, pencalonan tersebut harus terikat dengan syarat-syarat syar’i, dan bukanlah mubah secara mutlak. Syarat-syarat tersebut adalah:

  1. Tidak menjadi calon partai sekuler dan tidak menempuh cara-cara haram, semacam penipuan, pemalsuan dan penyuapan, serta tidak bersekutu dengan orang sekuler.
  2. Harus menyuarakan secara terbuka targetnya menegakkan sistem Islam, meruntuhkan sistem sekuler, dan dengan sadar bertekad untuk mengubah sistem ini mejadi sistem Islam, serta mengumumkan perjuangannya untuk membebaskan negerinya dari cengkraman asing.
  3. dalam kampanye pemilu, ia harus menyampaikan ide-ide dan program-program yang bersumber dari syariat Islam.
  4. Harus konsisten dan terus-menerus melaksanakan hal di atas.

Jika syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka pencalonan seorang muslim menjadi anggota parlemen, secara syar’i diperbolehkan. (Moh.Ayyub Ahmad)

Kesenangan, Ketenangan dan Kebahagiaan

KESENANGAN, KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN
Oleh : Moh.Ayyub Ahmad

Setiap orang pasti menginginkan kesenangan, ketenangan dan kebahagiaan. Tapi, kadang kala masih ada orang yang tidak tahu bagaimana memperolehnya dan apa saja yang membuat orang mejadi senang, tenang dan bahagia. Jika anda termasuk orang yang belum tahu, sedangkan anda menginginkannya, maka anda wajib membaca tulisan ini. Dalam perjalanan hidup manusia, banyak sekali anggapan-anggapan dan pendapat-pendapat yang tidak mengarah kepda esensi permasalahan yang sesungguhnya. Terutama masalah bagaimana mencapai kebahagiaan. Berikut penulis kemukakan bebapa pendapat tentang hal ini: a. Materialisme, faham ini populerkan oleh Karl Marx. Adapun pelopor utamanya adalah Ludwing Feuerbach. Meraka beranggapan bahwa yang membuat orang senang, tenang dan bahagia adalah ketiak seseorang bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan dapat membeli segala apa yang diinginkan. Karl Marx sebagai mana yang kita ketahui adalah seorang atheist (anti agama). Ungkapannya yang terkenal adalah agama adalah candu masyarakat. b. Liberalisme, faham ini adalah faham yang diusung oleh orang-orang Barat khususnya di Amerika Serikat. Faham ini beranggapan bahwa yang membuat orang bahagia adalah ketika seseorang memiliki kebebasan untuk melakukan apa saja tanpa ada kekangan. c. Rasionalisme, faham ini dipelopori oleh Rene Descartes, seorang filosof dari Francis yang terkenal dengan ungkapannya “cogito ergo sum” saya berpikir maka saya ada. Faham ini beranggapan bahwa yang membuat orang senang dan bahagia adalah ketika seserang mampu memperoleh sesuatu yang tidak bertentang atau sesuai dengan akalnya. Pada hakikatnya kesenangan, ketenangan dan kebahagiaan adalah 3 hal yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Kesenangan Di dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa senang adalah perasaan puas, lega, tidak susah, tidak kecewa, betah, tidak ada sesuatu yang menyusahkan dan merasa tidak kurang dari sesuatu apapun. Banyak hal yang bisa membuat orang menjadi senang, diantaranya: a. Pengetahuan memiliki pengetahuan adalah salah satu yang membuat orang mejadi senang. Contah: bagi orang yang sedang mengisi TTS(Teka Teki Silang). Orang yang memiliki pengetahuan luas akan lebih mudah mengisi TTS dibanding orang yang memiki pengetahuan sedikit. Contoh lain: bagi orang yang menguasai banyak bahasa ketika dia keluar negeri tentu dia akan lebih merasa senang disbanding orang yang hanya menguasai satu bahasa. Seperti Syekh Jamaluddin Al-Afghani, beliau bisa keliling dunia karena mereka menguasai 6 bahasa (Arab, Inggris, Perancis, Turki, Persia, dan Rusia). b. Kesehatan Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tubuh yang sehat atau merasa sehat akan lebih senang dibanding dengan orang yang sakit. Karena secara normal semua orang pasti tidak mau sakit. c. Harta termasuk kemakmuran atau kecukupan hidup Banyak orang yang merasa senang jika memiki harta yang cukup. d. Kedudukan atau status sosial yang baik Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk merasa sengan jika dihormati atau disanjung. Memiliki kedudukan atau satatus sosial yang baik adalah sarana untuk mendapatkan pujian, sanjungan dan penghormatan. Keempat hal di atas ternyata hanya memberikan peluang untuk memperoleh kesenangan namun tidak memberikan jaminan untuk memperoleh ketenangan apalagi kebahagiaan. Buktinya banyak orang yang pintar tapi jiwanya tidak tenang. Kisah nyata pernah terjadi di Amerika Serikat. Karena pintarnya bari berumur 17 Tahun dia sudah mendapat gelar Profesor. Tapi tidak lama setelah penerimaan gelar itu ia bunuh. Dalam sebuah catatan yang ditinggalkan dia menuliskan bahwa ketenangan yang ia cari selama ini tidak dimukannya walaupun ia sudah meraih gelar profesor. Begitu juga banyak orang yang sehat tapi bingung dan selalu merasa tidak tenang karean tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mempergunakan kesehatannya. Banyak juga orang yang harta banyak tapi jiwanya selalu measa gunda, gelisah, ketakutan dan lain sebagainya, karena takut kehilangan hartanya, takut jiwanya terancam sehingga tidurnya pun tidak pernah nyenyak, batinnya tersiksa, disiksan oleh perasaannya. Begitu juga dengan kedudukan, banyak orang merasa takut jika kedudukannya dicopot oleh atasannya. Jadi, kesenangan tidak memberikan jaminan kepada seseorang untuk memperoleh ketenangan dan kebahagiaan. Ketenangan dan Kebahagiaan Ketenangan dan kebahagiaan adalah dua hal yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan. Karena kebahagiaan baru bisa diperoleh ketika seseorang memiliki ketenangan. Ketenangan yang dimaksud adalah ketenangan hakiki atau ketenangan hati. Karena kalau hanya ketenangan dokter bisa membuat pasiennya tenang dengan memberikan obat atau suntik penenang. Orang yang memiliki ketenangan hati secara otomatis akan memperoleh dan merasakan kebahagiaan hidup. Faktor yang menentukan kebahagiaan ternyata tidak bisa ditemukan di luar diri manusia. Faktor-faktor luar (Pengetahuan, Kesehatan, Harta dan kedudukan) ternyata hanya sebagai penunjang kebahagiaan dan bukan sebagai penentu. Faktor penunjang hanya sebagai penyempurna kebahagiaan jika faktor dominan atau penentunya sudah ditemukan. Faktor dominatif yang menyebabkan orang bisa memperoleh kebahagiaan adalah “ketenangan hati”. Ketenangan hati baru bisa di dapatkan apabila seseorang mempunyai iman dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesimpulannya adalah kebahagiaan itu sumbernya ada dua, yaitu ketenangan dan kesenangan. Ketenangan lebih utama daripada kesenangan, karena dengan ketengan saja orang bisa bahagia, tapi hanya dengan kesenangan seseorang tidak akan bisa bahagia. Jadi, jika ingin memperoleh kebahagiaan pastikan dulu bahwa ketenangan telah dimiliki. Kalau ketenangan sudah dimiliki barulah dilanjutkan dengan mencari kesenangan. Kesenangan tanpa ketenangan mustahil seseorang bisa bahagia secara hakiki, karena rumusnya adalah ketenangan plus kesenangan sama dengan kebahagiaan.