Sebagai
seorang anak, tiada kebahagiaan yang paling tinggi selain membuat orang
tua bahagia. Saya termasuk anak yang tinggal jauh dari orang tua, video
ini betul-betul membuat saya meneteskan air mata. Cerita 2 anak yang
memiliki keterbatasan yang berbeda. Ahmad yang memiliki keterbatasan
dalam berbicara dan Fizi yang memiliki keterbatasan dalam melihat. namun
kerjasama keduanya menjadikannya bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Mereka tinggal di sebuah panti asuhan yang ada di kota. 2 hari menjelang
lebaran, pengasuh panti menyampaikan kepada seluruh penghuni panti
perihal hari raya yang tinggal 2 hari lagi. "Assalamu'alaikum semua,
saya ingin mengucapkan selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir
dan batin untuk semua. Siapa yang ingin berhari raya bersama keluarga di
kampung dipersilahkan dan siapa yang ingin hari raya di sini besok
sama-sama kita shalat berjama'ah di mesjid" kata pengasuh panti sambil
memberikan uang hari raya seadanya kepada seluruh anak-anak panti.
Keesokan harinya mereka pulang ke kampung untuk berkumpul bersama keluarga masing. Namun, di saat semua anak panti sudah pulang kampung, Ahmad dan Fizi masih di Panti. Awalnya mereka berdoa berniat untuk lebaran di panti. Namun, di saat tertidur pada malam takbiran, tiba-tiba Ahmad terbangun dan berkata "Mak... Ahmad rindu sama mak". Mendengar ucapan Ahmad, Fizi pun terbangun. "Yok kita balek jumpa sama mak" kata Fizi. "Bagaimana kita balek?" sambut Ahmad.
Atas inisiatif Fizi, mereka mengumpulkan beberapa pakaiannya dan meninggalkan coretan kertas yang di tulis oleh Ahmad atas perintah Fizi, dan mereka pun mulai meninggalkan panti. Mereka melewati jalan raya dengan berjalan kaki hingga akhirnya sampai di stasiun bus. Sesampainya di loket penjualan tiket, layaknya anak lugu yang tak berdosa tersenyum dan menyebutkan tujuan keberangkatannya. Namun, apa kata penjual tiket "tiket habis dek!".
Setelah mengetahui tiket habis, mereka duduk di kursi tunggu sambil menyaksikan orang yang sudah mendapat tiket berangkat ke kampung tujuannya.
Selang beberapa saat, tiba-tiba si Fizi berkata "Ahmad bagaimana kalau kita naik kereta api?". kemudian Ahmad pun meng iya kan inisiatif Fizi itu. Kemudian mereka menghampiri sebuah taksi yang ada di dekat stasiun bus dan meminta supir taksi mengantarkannya ke stasiun kereta api.
Namun, di saat mereka sudah sampai di stasiun kereta api, tiket kereta tinggal 1 dan tidak memungkinkan mereka untuk berangkat 2 orang. Kembali mereka duduk di kursi tunggu yang ada di stasiun kereta sambil menyaksikan orang yang sudah mendapat tiket berangkat ke kampung tujuannya.
Akan tetapi Allah selalu memberi jalan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh berusaha. Di dekat stasiun kereta ada sebuah mobil paket yang sedang memuat barang. Entah bagaimana caranya dengan tampa diketahui oleh sopir mobil, kedua anak ini bisa masuk dalam bak mobil yang berisikan tumpukan kardus itu. Entah bagaimana pula mereka tahu kalau mobil itu juga akan berangkat ke kampung yang mereka tuju.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kardus yang bertumpuk di bak mobil runtuh menimpa mereka. Tampa sengaja mereka pun bersuara kesakitan hingga terdengar oleh sopir. Sopirpun memberhentikan mobilnya dan melihat ada 2 orang anak yang ikut bersamanya. Namun setelah memarahi kedua anak itu, akhirnya sopir ini mau juga berbaik hati mengantarkan anak ini ke tujuannya setelah Fizi mengaku bahwa mereka anak Yatim.
singkat cerita, dengan menaiki mobil paket itu mereka sampai ke kampung halaman di pagi hari. Mereka turun di sebuah mesjid, mereka mandi di situ dan sempat ikut shalat idul fitri berjamaah di mesjid itu.
Setelah shalat idul fitri, saya mengira mereka akan menuju kesebuah rumah, entah rumah keluarganya atau rumah peninggalan ibunya. Namun, ternyata tidak. Sambil memegang selembar foto ketika ibunya menggendongnya, Ahmad yang memiliki keterbatasan dalam berbicara memegang tangan Fizi sambil membimbingnya menuju sebuah kuburan di manah ibunya dikubur.
Sesampainya di atas kuburan ibunya, si Ahmad membimbing tangan Fizi yang buta untuk memegang batu misa ibunya seraya berkata "Fizi, ini mak Ahmad... dan mak Fizi juga"....
Ternyata terakhir di ketahui mereka berdua adalah adik beradik...
Pelajaran berharga:
Semoga bulan ramadhan kali ini mendidik kita untuk peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita, sesama muslim (anak yatim, fakir miskin, kaum dhuafa, mujahidin, dan lain-lain). Karena Islam bukan hanya agama yg mengurusi pribadi dan keluarga saja, tapi Islam mengajarkan kita agar peduli terhadap sesama.
Jadilah orang-orang yang senantiasa bersyukur.
Keesokan harinya mereka pulang ke kampung untuk berkumpul bersama keluarga masing. Namun, di saat semua anak panti sudah pulang kampung, Ahmad dan Fizi masih di Panti. Awalnya mereka berdoa berniat untuk lebaran di panti. Namun, di saat tertidur pada malam takbiran, tiba-tiba Ahmad terbangun dan berkata "Mak... Ahmad rindu sama mak". Mendengar ucapan Ahmad, Fizi pun terbangun. "Yok kita balek jumpa sama mak" kata Fizi. "Bagaimana kita balek?" sambut Ahmad.
Atas inisiatif Fizi, mereka mengumpulkan beberapa pakaiannya dan meninggalkan coretan kertas yang di tulis oleh Ahmad atas perintah Fizi, dan mereka pun mulai meninggalkan panti. Mereka melewati jalan raya dengan berjalan kaki hingga akhirnya sampai di stasiun bus. Sesampainya di loket penjualan tiket, layaknya anak lugu yang tak berdosa tersenyum dan menyebutkan tujuan keberangkatannya. Namun, apa kata penjual tiket "tiket habis dek!".
Setelah mengetahui tiket habis, mereka duduk di kursi tunggu sambil menyaksikan orang yang sudah mendapat tiket berangkat ke kampung tujuannya.
Selang beberapa saat, tiba-tiba si Fizi berkata "Ahmad bagaimana kalau kita naik kereta api?". kemudian Ahmad pun meng iya kan inisiatif Fizi itu. Kemudian mereka menghampiri sebuah taksi yang ada di dekat stasiun bus dan meminta supir taksi mengantarkannya ke stasiun kereta api.
Namun, di saat mereka sudah sampai di stasiun kereta api, tiket kereta tinggal 1 dan tidak memungkinkan mereka untuk berangkat 2 orang. Kembali mereka duduk di kursi tunggu yang ada di stasiun kereta sambil menyaksikan orang yang sudah mendapat tiket berangkat ke kampung tujuannya.
Akan tetapi Allah selalu memberi jalan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh berusaha. Di dekat stasiun kereta ada sebuah mobil paket yang sedang memuat barang. Entah bagaimana caranya dengan tampa diketahui oleh sopir mobil, kedua anak ini bisa masuk dalam bak mobil yang berisikan tumpukan kardus itu. Entah bagaimana pula mereka tahu kalau mobil itu juga akan berangkat ke kampung yang mereka tuju.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kardus yang bertumpuk di bak mobil runtuh menimpa mereka. Tampa sengaja mereka pun bersuara kesakitan hingga terdengar oleh sopir. Sopirpun memberhentikan mobilnya dan melihat ada 2 orang anak yang ikut bersamanya. Namun setelah memarahi kedua anak itu, akhirnya sopir ini mau juga berbaik hati mengantarkan anak ini ke tujuannya setelah Fizi mengaku bahwa mereka anak Yatim.
singkat cerita, dengan menaiki mobil paket itu mereka sampai ke kampung halaman di pagi hari. Mereka turun di sebuah mesjid, mereka mandi di situ dan sempat ikut shalat idul fitri berjamaah di mesjid itu.
Setelah shalat idul fitri, saya mengira mereka akan menuju kesebuah rumah, entah rumah keluarganya atau rumah peninggalan ibunya. Namun, ternyata tidak. Sambil memegang selembar foto ketika ibunya menggendongnya, Ahmad yang memiliki keterbatasan dalam berbicara memegang tangan Fizi sambil membimbingnya menuju sebuah kuburan di manah ibunya dikubur.
Sesampainya di atas kuburan ibunya, si Ahmad membimbing tangan Fizi yang buta untuk memegang batu misa ibunya seraya berkata "Fizi, ini mak Ahmad... dan mak Fizi juga"....
Ternyata terakhir di ketahui mereka berdua adalah adik beradik...
Pelajaran berharga:
Semoga bulan ramadhan kali ini mendidik kita untuk peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita, sesama muslim (anak yatim, fakir miskin, kaum dhuafa, mujahidin, dan lain-lain). Karena Islam bukan hanya agama yg mengurusi pribadi dan keluarga saja, tapi Islam mengajarkan kita agar peduli terhadap sesama.
Jadilah orang-orang yang senantiasa bersyukur.